Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar mengaku kaget lantaran mendapat laporan tentang hilangnya spesimen untuk swab test seorang anak PDP yang dirawat di RSUD dr Pirngadi Medan. Karenanya, dia pun menduga, hal ini menjadi penyebab tidak keluarnya hasil tes swab anak tersebut dalam waktu yang cukup lama.
"Saya kaget luar biasa mendengar informasi bahwa specimen atau sampel untuk swab tes anak itu hilang," ungkapnya kepada wartawan, Kamis (28/5/2020).
Abyadi menjelaskan, atas laporan tersebut pihaknya kemudian menelusuri masalah ini dengan berkoordinasi pada pihak terkait, termasuk pihak laboratorium RS USU dan RS Pirngadi Medan. Dari hasil penelusuran itu, ujar dia, Ombudsman menerima keterangan bahwa sampel atau spesimen anak itu ternyata hilang. "Mereka tidak mengetahui ke mana barangnya," sebutnya.
Oleh karena itu, untuk mengganti spesimen yang hilang tersebut, akhirnya dilakukan kembali pengambilan yang baru terhadap anak tersebut pada 27 Mei 2020. Hasilnya sendiri baru dapat diketahui 3 hari setelah pengambilan spesimen itu dilakukan. "Kan kasihan betul itu anak. Terkatung-katung akibat buruknya layanannya," tegasnya.
Menurutnya, kalau saja hal ini tidak ditelusuri dan tidak dibongkar, bisa jadi belum diketahui sampai kapan anak tersebut harus menjalani isolasi di rumah sakit. Berdasarkan temuan ini, Abyadi merasa curiga, jangan jangan kasus serupa tidak hanya dialami satu orang.
Karena itu, ia meminta agar Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut melakukan evaluasi kinerjanya. "Perbaiki sistem komunikasi dan koordinasi antar internal dan eksternal. Perbaiki penanganan layanan kesehatan dan perbaiki juga layanan penyaluran bantuan kesejahteraan sosial," pintanya.
Terpisah, Jubir GTPP Covid-19 Provinsi Sumut yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah yang dikonfirmasi prihal ini juga membenarkannya. Menurutnya, memang bisa saja spesimen itu hilang karena banyaknya spesimen yang diambil dari pasien Covid-19. "Bisa saja terjadi karena ada penumpukan spesimen," katanya.
Dia menjelaskan, jumlah spesimen yang masuk ada dalam waktu yang bersamaan cukup banyak. Apalagi, tambah dia, disaat menjelang hari lebaran lalu. "Kalau memang hilang ya kita swab ulang. Jumlah banyak, sampel itu sempat antri beberapa saat karena lebaran, kan bisa saja," jelasnya.
Seperti diketahui, sebelumnya Ombudsman RI Perwakilan Sumut menerima laporan terkait lambatnya hasil pemeriksaan swab seorang anak PDP yang dirawat di RS Pirngadi Medan keluar. Padahal, specimen anak tersebut sudah diambil pada 8 Mei 2020.
Hal itu juga menyebabkan anak berumur 12 tahun itu, tidak bisa mendapatkan kepastian yang jelas atas kondisinya. Selain itu dia juga belum tahu sampai kapan harus menjalani isolasi di rumah sakit sejak dirawat pada 4 Mei lalu.