Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Menutup perdagangan akhir pekan ini, mata uang rupiah mampu menguat tajam di level 14.610/dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah menguat lebih dari 100 poin seiring derasnya capital inflow dari investor asing ke tanah air. Capital inflow tersebut banyak masuk ke obligasi pemerintah.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu ditutup menguat 0,77% di level 4.752,55. Penguatan IHSg seiring dengan penguatan kinerja indeks bursa se-kawasan. Dimana indeks saham di pasar negara berkembang Asia Pacific mengalami kenaikan 0,27% di sore hari. Tidak semua kinerja bursa di negara Asia mengalami penguatan, terutama indeks bursa di Hongkong.
Analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan, meningkatnya ketegangan di Hongkong menjadi salah satu pemicu ketakutan akan adanya tekanan lanjutan. Pelaku pasar di akhir pekan menanti respon yang akan disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump yang dijadwalkan untuk menyatakan sikapnya terhadap UU Security Law Cina pada hari ini (Jumat malam waktu Indonesia).
"Ketegangan juga terjadi di laut Cina Selatan yang bisa saja menyeret ke masalah yang lebih rumit lagi. Pelaku pasar mewanti-wanti jangan sampai nantinya eskalasi ketegangan ini memicu terjadinya konflik regional yang menekan pasar keuangan global," katanya, Jumat (29/5/2020).
Gejolak yang terjadi antara AS dan Cina saat ini kian meluas dengan menyeret isu lainnya di luar perang dagang. Pekan depan akan menjadi pekan yang menegangkan. Jika pernyataan Presiden AS mengarahkan kepada kemungkinan adanya lanjutan ketegangan yang diikuti dengan ancaman. Maka pelaku pasar harus berhati-hati di pekan depan.
Karena di pekan depan, pasar keuangan akan dihantui oleh sentimen ketidakpastian yang bisa saja membuat arah pergerakan pasar keuangan berbalik turun. Terlebih konsep New Normal di beberapa negara termasuk di AS diklaim sebagai biang keladi bertambahnya jumlah angka kematian.
"Dan di Indonesia sendiri, sejumlah wilayah justru masih akan memperpanjang PSBB. Perkembangan penyebaran virus ini akan menjadi sentiment buruk selanjutnya jika semakin banyak korban yang berjatuhan," kata Gunawan.