Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila paling tidak telah ditetapkah tiga hal, pertama, tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila, kedua, tanggal 1 Juni merupakan hari libur nasional, dan ketiga, pemerintah bersama seluruh komponen bangsa dan masyarakat Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni.
Dalam keputusan presiden tersebut dicantumkan beberapa pertimbangan sehingga tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila, yaitu Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara Republik Indonesia harus diketahui asal usulnya oleh bangsa Indonesia dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi, sehingga kelestarian dan kelanggengan Pancasila senantiasa diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dipimpin oleh dr KRT Radjiman Wedyodiningrat telah menyelenggarakan sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 dengan agenda sidang membahas tentang dasar Negara Indonesia merdeka. Untuk pertama kalinya Pancasila sebagai dasar negara diperkenalkan oleh Ir Soekarno, Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945.
Sejak kelahirannya pada tanggal 1 Juni 1945, Pancasila mengalami perkembangan hingga menghasilkan naskah Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 oleh Panitia Sembilan dan disepakati menjadi rumusan final pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Rumusan Pancasila sejak tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir Soekarno, rumusan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 hingga rumusan final tanggal 18 Agustus 1945 adalah satu kesatuan proses lahirnya Pancasila sebagai dasar negara. Selain itu, tanggal 18 Agustus telah ditetapkan sebagai Hari Konstitusi berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2008, sehingga untuk melengkapi sejarah ketatanegaraan Indonesia perlu ditetapkan hari lahir Pancasila.
Penetapan Hari Lahir Pancasila baru dimulai pada tahun 2016. Di satu sisi dapat dirasakan terlambat, tetapi di sisi lain dapat dikatakan sangat tepat. Bukankah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali?
Sejak era reformasi bergulir perhatian terhadap Pancasila jauh berkurang dibandingkan pada masa orde baru. Segelintir orang mulai mempertanyakan Pancasila, bahkan hendak menggantinya dengan ideologi lain. Syukur pemerintah terkhusus Presiden Jokowi menyadari kenyataan ini, sehingga segera menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
Pandemi Covid-19
Sehubungan dengan pemberlakuan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) dan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nasional Non Alam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional, maka peringatan Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni 2020 tidak mungkin sama dengan tahun-tahun lalu, khususnya upacara penaikan bendera. Pada tahun ini, sebagian besar bahkan dapat dikatakan seluruh rangkaian acara peringatan Hari Lahir Pancasila dilakukan secara online. Adapun tema peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2020 adalah “Pancasila Dalam Tindakan Melalui Gotong Royong Menuju Indonesia Maju”.
Pada sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945, Ir Soekarno mengatakan bahwa gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama! Itulah gotong royong! Prinsip gotong goyong antara yang kaya dan yang tidak kaya, antara yang Islam dan yang Kristen, antara yang bukan Indonesia tulen dengan peranakan yang menjadi bangsa Indonesia.
Pemilihan kata gotong royong dalam tema peringatan Hari Lahir Pancasila 2020 sangat tepat. Pada masa pandemi Covid-19 sekarang sangat dibutuhkan gotong royong dari segenap bangsa Indonesia, bahkan segenap bangsa di dunia. Tanpa gotong royong rasanya sangat sulit, kalau tidak mau mengatakan mustahil dapat melewati pandemi ini.
Melalui gotong royong hal-hal yang berat menjadi ringan, bahkan hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dikatakan Ir Soekarno bahwa gotong royong adalah amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Pernyataan ini sangat tepat untuk diterapkan pada masa pandemi Covid-19 sekarang. Marilah bangsa Indonesia bertindak untuk kepentingan dan kebahagiaan semua. Jangan hanya bertindak untuk kepentingan kelompok terlebih diri sendiri saja.
Dalam hal pandemi Covid-19 tidak terlalu berguna jika diri sendiri saja yang sehat sementara orang-orang di sekeliling tidak sehat dan sebaliknya. Menyadari bahwa kemampuan setiap orang berbeda, maka gotong royong juga dapat bahkan harus dilakukan secara berbeda sesuai kemampuan
masing-masing. Pada masa pandemi seperti sekarang ini peran dokter, para medis, dan lain-lain yang berkecimpung dalam bidang kesehatan tentu lebih besar, tetapi bukan berarti peran yang lain tidak ada.
Para peneliti silakan melakukan penelitian tentang Covid-19. Tinggal di rumah saja sudah dapat dikatakan sebagai gotong royong untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini. Ayo bergotong royong dengan melakukan apapun sesuai dengan kemampuan masing-masing sebagai pengamalan Pancasila.
Semoga kita semakin menghayati dan mengamalkan Pancasila!
===
Penulis Dosen LLDIKTI I dpk Universitas HKBP Nommensen/Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan.
===
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG/JPG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]