Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Masih dalam bayangan aksi demonstrasi di Amerika Serikat (AS) serta rilis sejumlah data perekonomian ke depan, mata uang rupiah justru diperdagangkan menguat. Rupiah terpantau 'perkasa' di level 14.215/dolar AS. Padahal pada perdagangan kemarin, rupiah masih ditutup di level 14.400-an, tepatnya 14.415/dolar AS. Rupiah menguat tajam seiring dengan derasnya arus dana asing yang masuk ke pasar keuangan domestik.
"Tingginya minat investor untuk masuk ke pasar surat berharga negara menjadi pendorong utama penguatan rupiah," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Rabu (3/6/2020).
Selain itu, rilis data inflasi nasional bulan Mei kemarin yang sebesr 0,07% menjadi kabar baik juga buat rupiah. Sementara itu, secara fundamental rupiah juga tertopang dengan data neraca dagang sebelumnya yang mampu mencetak surplus.
Akan tetapi, pelaku pasar juga akan berhati-hati dengan kemungkinan buruk yang bisa saja melanda pasar keuangan domestik. Semangat New Normal saat ini belum sepenuhnya menggaransi bahwa kinerja pasar keuangan akan seterusnya berada dalam tren positif. Sementara itu, kisruh di sejumlah negara besar khususnya AS juga memang membuat dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang negara lainnya.
Bukan hanya rupiah, kinerja IHSG pada perdagangan hari ini juga mengalami penguatan dengan dibuka di level 4.875,26. Dan sejauh ini, IHSG masih melanjutkan tren penguatan di kisaran 4.934,60. Kinerja bursa global masih mampu berkinerja positif termasuk bursa di AS yang ditutup naik di atas 1%.
Di pekan ini, kata Gunawan, pelaku pasar akan menanti sejumlah rilis data penting dari luar, seperti data pengangguran di AS. "Sejauh ini, ekspektasi pasar terkait pengangguran memiliki prospek positif setelah sejumlah lockdown di beberapa negara kembali dilonggarkan," katanya.