Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pandemi virus corona benar-benar menghajar industri pariwisata Sumatra Utara (Sumut). Hal itu terlihat dari kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang terus menciut sejak wabah corona mulai merebak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, jumlah wisman yang berkunjung ke Sumut melalui 4 pintu masuk pada bulan April 2020 hanya 17 kunjungan. Anjlok sekitar 99,92% dibandingkan April 2019 yang mencapai 21.962 kunjungan.
Secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman ke Sumut sepanjang Januari-April 2020 total mencapai 43.755 orang atau turun 48,20% dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 84.474 orang.
Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, merinci, wisman yang masuk ke Sumut pada April 2020 melalui pintu masuk Bandara Kualanamu sebanyak 10 orang dan Pelabuhan Belawan sebanyak 7 orang. "Sementara 2 pintu masuk lainnya yakni Pelabuhan Tanjung Balai dan Bandara Silangit tidak ada," katanya, Rabu (3/6/2020).
Pada bulan April, kata Syech, wisman dari Singapura merupakan pengunjung yang terbanyak dengan 5 kunjungan atau 29,41% dari total kunjungan ke Sumut. Sisanya wisman dari Vietnam (2 orang), Thailand (1 orang), Cina (1 orang) dan negara lainnya (8 orang). Sementara secara kumulatif (Januari-April), wisman asal Singapura tetap mendominasi yakni 2.500 orang, kemudian Cina sebanyak 602 orang, Thailand sebanyak 452 orang, Vietnam sebanyak 157 orang Dan negara lainnya sebanyak 40.044 orang.
Menurut Syech, penurunan kunjungan wisman tetap dipengaruhi pandemi corona sehingga berdampak pada penutupan dan pembatasan penerbangan, social distancing, dan protokol lainnya.
Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan, penurunan wisman tentu akan memberikan dampak serius bagi industri wisata di Sumut. Apalagi secara tahunan angkanya mengalami penurunan sebesar 99,92%. Kondisi ini diperkirakan akan memburuk hingga akhir tahun, ataupun hingga nantinya pandemi corona berakhir dan ekonomi global kembali sepenuhnya berjalan normal.
"Saat ini, kondisi wisata di negara manapun tidak akan memberikan kontribusi pemasukan bagi industri wisata di wilayah masing-masing. Bagi Sumut sendiri, ini sangat serius. Karena banyak yang terlibat dalam industri pariwisata yakni perhotelan, rumah makan dan restoran, travel, hingga industri UMKM penopang, kini juga masih terpuruk," kata Gunawan.