Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Dinilai tidak transparan dalam penyaluran Bansos terdampak Covid-19, ratusan warga Desa Sei Bamban, Kecamatan Batang Serangan, Langkat, mendatangi rumah Kepala Desa Sei Bamban, Ahmady alias Jojon, Kamis (4/6/2020) sore. Warga yang sebagian besar dari kaum ibu itu berada di halaman rumah Kades sekitar jam 16.00 WIB. Mereka berteriak-teriak meminta sang kepala desa mundur dari jabatannya.
Teriakan warga tidak digubris, karena penghuni rumah tidak ada dirumahnya. Sang Kepala Desa dan istrinya tidak berada di rumah.
Meski rumah dalam keadaan kosong tanpa Kepala Desa, warga tetap mendesak agar Jojon mundur dari jabatannya.
"Warga sudah tidak percaya lagi atas kepemimpinan Jojon sebagai Kades. Jojon juga diduga tidak transparan dalam pendataan dan pembagian Bansos Kabupaten dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD)," teriak Suparno (63) seorang warga Sei Bamban.
Warga lain juga berteriak, dengan meneriakkan, mengapa
Kades tidak ada di tempat disaat warga butuh penjelasannya.
Warga yang sempat marah dan nyaris tak terkendali akan berbuat brutal karena kepala desan tidak berada di rumah, akhirnya reda setelah personel Polsek Padang Tualang, Langkat dan Camat Batang Serangan, Arie Ramadhany tiba di lokasi, dan langsung membawa beberapa perwakilan warga ke kantor Camat Batang Serangan untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi.
"Warga Desa Sei Bamban seharusnya bersabar dengan hal yang seperti ini. Memang di kecamatan sebelah, Bansos dari provinsi sudah disalurkan, kemungkinan dalam waktu dekat ini di Kecamatan kita juga akan disalurkan," kata Camat Batang Serangan kepada perwakilan warga.
"Apabila ada warga yang tidak mendapatkan bantuan, laporkan kepada saya dan nantinya akan saya data ulang melalui musyawarah desa khusus,"ungkap Camat Batang Serangan lagi.
Setelah mendapatkan arahan dan penjelasan dari Camat Batang Serangan dan Waka Polsek Padang Tualang Iptu Dwi Saputra, akhirnya ratusan warga pun membubarkan diri