Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Konsep New Normal yang segera diterapkan pemerintah mewajibkan berbagai sektor untuk mempersiapkan strategi khusus di tengah pandemi corona. Salah satu sektor yang sedang bersiap adalah dunia pendidikan. Sektor ini lebih menekankan keamanan, kesehatan dan keselamatan siswa pada New Normal.
Untuk menerapkan strategi tersebut, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud menggelar diskusi dengan 21 kabupaten/kota mitra Tanoto Foundation via zoom. Harapannya, terjadi sinergi antara pusat dan daerah untuk peningkatan kualitas pendidikan dasar.
Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan Syahril mengatakan, prioritas terpenting pada New Normal adalah keamanan, kesehatan dan keselamatan. "Jika daerahnya aman tapi sekolah tidak aman, maka sekolah dilarang melaksanakan pembelajaran yang mengumpulkan massa dan jika komunitas sekolah menyampaikan tidak aman maka tidak perlu dibuka," katanya, Jumat (5/6/2020).
Dia mengatakan, menutup sekolah bukan berarti pembelajaran tidak terjadi. Pilihannya bisa melaksanakan belajar dari rumah, baik secara daring, luring atau blended. Tapi yang terpenting orientasi pembelajarannya berdasar pada kebutuhan siswa.
Iwan juga menekankan, jangan sampai penggunaan teknologi dalam pembelajaran jarak jauh, hanya memindahkan tatap muka ceramah di kelas. Siswa harus difasilitasi untuk aktif belajar bukan berpusat pada guru.
Menurutnya, sekarang tidak ada tuntutan yang kuat siswa harus ikut ujian. Ini menjadi kesempatan bagi guru dan kepala sekolah untuk membuat inovasi yang relevan untuk kebutuhan belajar siswanya. Itulah prinsip merdeka belajar yang didorong penerapannya dalam pembelajaran.
"Kemendikbud saat ini juga tengah mengembangkan super aplikasi pendidikan yang dapat membantu siswa belajar lebih baik. Dengan adanya pandemi ini, kita ingin mempercepat untuk mengakselerasi pemanfaatan aplikasi tersebut. Semoga bisa lebih cepat dari yang direncanakan," katanya.
Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, M Ari Widowati, mengatakan, pihaknya melakukan survei atas 454 sekolah dan madrasah mitra dengan responden guru, kepala sekolah, orangtua dan siswa. Hasilnya, sekitar 48,3% siswa senang dengan belajar di rumah karena gurunya membuat mereka belajar lebih menarik, bervariasi dan bermakna.
Karena itu, praktik baik ini perlu disebarkan agar lebih banyak siswa yang belajar dengan baik walaupun di rumah.
"Karena masih ada 46,8% lagi siswa yang menyatakan belajar di rumah tidak menyenangkan, dengan alasan terbanyak adalah terlalu banyak tugas dari guru," katanya.
Pada masa pandemi, Tanoto Foundation tetap melatih dan mendampingi para guru, kepala sekolah, pengawas dan dosen LPTK dan menyesuaikan materinya dengan konteks pembelajaran berbasis teknologi, daring dan luring.
Konsep pelatihannya adalah pembelajaran dengan menerapkan unsur MIKIR atau mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi. Sehingga siswa bisa aktif dan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran jarak jauh.