Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Media tampaknya menjadi “kawan” di era “di rumah saja.” Apalagi televisi. Tak cuma karena ingin mengetahui perkembangan terkini dari Covid-19, tetapi juga menjadi hiburan untuk melawan kebosanan berdiam di rumah.
"Masyarakat akan mencari klarifikasi dan kebenaran berita terkait Covid-19 lewat media konvensional. Karena jika belum terkonfirmasi oleh media konvensional, orang belum percaya," ujar Founder and Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya dalam video konferensi, Jumat (5/6).
Televisi sangat dipercaya karena tidak hoaks dan juga siaran-siarannya diawasi oleh komisi penyiaran. Bahkan meskipun televisi “terpaksa” menayangkan kembali program yang lama, tapi tetap diminati. Misalnya, sinetron lama, atau progam musik hiburan dari era dulu, tapi tetap ditonton. Maklum, sejak era pandemi Covid-19, shooting sinetron atau program musik dan hiburan yang mengundang kerumunan orang untuk sementara disetop.
Saya kira ini merupakan peluang bagi media di daerah ini, baik media cetak maupun online untuk menggarap berita-berita bertema hiburan. Bisa tentang gaya hidup, pariwisata, tradisi masyarakat yang unik, kuliner hingga cerita-cerita lucu dan tentang tokoh terkenal. Saya kira, masyarakat haus hiburan, Bro!.
Masyarakat tentu saja membutuhkan berita-berita tentang peristiwa aktual. Namun mereka pun butuh hiburan, atau selingan karena dicekam kecemasan akibat serbuan virus corona..
Bahkan, saya kira peristiwa-peristiwa yang menitikkan air mata, juga diperlukan pembaca. He-he, menangis itu pun perlu seperti perlunya tertawa terbahak-bahak. Setidaknya sebagai katarsis atas kehidupan yang semakin sulit.
Termasuk peristwa dramatis, seperti kriminalitas, sangat digemari pembaca. Tentu saja tidak mengumbar sadisme. Gali modus, latar belakangnya dan sisi lain yang menarik, sehingga masyarakat tercerdaskan untuk menghindarinya.
Covid-19 adalah keprihatinan kita bersama. Tapi juga membuka peluang untuk menggarap berbagai berita yang bercorak ragam.
Memang, industri media secara bisnis dari iklan mengalami penurunan. Tapi dengan membuat berita-berita yang menghibur, oplah mungkin bisa menaik bagi media cetak. Dan pembaca kian banyak bagi media online. Ini adalah potensi yang membuat pemasang iklan melirik media.
Nielsen memapakan bahwa pada periode April advertisement index mengalami penurunan. "Dari Januari - Maret masih naik, tapi di April sudah mulai turun sebagai efek dari Covid-19.
Ayolah, para jurnalis. Mari menghibur pembaca. Jika mereka terhibur rasanya kita pun terhibur juga.