Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Menteri
Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, pelatihan The
International Fishforce Academy of Indonesia (IFFAI) bakal dapat
meningkatkan sinergi dan koordinasi yang jauh lebih baik dalam rangka
menangani kejahatan yang terkait sektor perikanan.
"Gunakan semua kapasitas yang kita punya, kita punya TNI, kepolisian, kementerian," kata Susi dalam acara peresmian dan pembukaan pelatihan IFFAI di Gedung Mina Bahari (GMB) III KKP, Jakarta, Kamis (16/3).
Menurut Menteri Susi, persoalan koordinasi juga kerap menjadi masalah sehingga berbagai pihak juga harus bekerja keras untuk menjaga misi menjadikan lautan Indonesia sebagai masa depan.
Susi mengingatkan bahwa pelaku ‘ilegal fishing’ (pencurian ikan) sudah mulai menggunakan metode penangkapan tidak ramah lingkungan, sehingga harga ikan juga menjadi lebih mahal serta aktivitas sektor perikanan tidak berkontribusi kepada perpajakan dan pertumbuhan perekonomian di Tanah Air.
"Kami juga menyadari bagian dari masalah adalah kita juga. Kita butuh melestarikan sumber daya laut untuk generasi mendatang," kata Susi dan menambahkan langkah ini mendapatkan apresiasi dukungan dari dunia internasional seperti dari negara Australia, Norwegia, dan Afrika Selatan.
Susi menyatakan, Indonesia tidak sendirian karena telah banyak negara yang menyadari bahwa kejahatan perikanan tidak hanya terkait perikanan saja tetapi juga tindak pidana lainnya seperti perbudakan dan penyelundupan narkoba, hingga imigran.
Selain itu, pihak korporasi yang terlibat aktivitas penangkapan ikan secara ilegal juga melibatkan kegiatan bisnis dibanyak negara sehingga setiap negara juga harus mau berbagi informasi secara bersama-sama.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengapresiasi berbagai terobosan yang kerap dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan dalam memberantas kasus perikanan dan tindak pidana terkait lainnya.
"Ibu Susi tahu bagaimana melindungi sumber daya laut dan langsung menggebrak. Strateginya pukul dulu untuk memberikan efek jera. Kita mendapatkan apresiasi baik dari dalam negeri maupun dunia internasional," kata Tito.
Menurut Kapolri, kata-kata koordinasi dan sinergi itu seperti barang langka, yang mudah diucapkan tetapi kerap sulit untuk diwujudkan di Indonesia.
“Menteri Susi paham betul banyak sekali pemangku kepentingan sehingga upaya untuk membawa semua menjadi satu persepsi dan pikiran yang sama,” ujar Kapolri.
Tito mengingatkan, setiap instansi punya dasar rezim hukum kewenangan yang berbeda-beda, serta belum lagi bila membicarakan kendala operasional. Di mana masing-masing terkadang bergerak sendiri serta menimbulkan egosektoral.
"Solusinya duduk bersama bukan hanya tingkat strategis tetapi dalam tahap yang lebih operasional dan taktis," katanya.
Kapolri mengatakan, hal yang terpenting adalah hubungan personal yang dapat terbentuk melalui kebersamaan, karena bila hubungan personal terbentuk, semua menjadi serba mudah.
Selain itu, penting pula memiliki kemampuan deteksi intelijen yang kuat, penyelidikan yang ilmiah, serta kesatuan yang memadai dalam memberantas penangkapan ikan secara ilegal.
"Semua punya informasi, kalau shared informasi syarat terpenting, adalah satu, trust. Karena sharing informasi yang mulus hanya bisa bila percaya satu sama lain," katanya.
Dia mengingatkan, bila tidak ada kepercayaan maka semuanya hanya berkutat kepada rezim hukum masing-masing. Padahal semua instansi harus bekerja sama secara penuh untuk menjaga kedaulatan sumber daya laut nasional. (ant)