Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Tak seperti negara lain di dunia yang jor-joran mempublikasikan potensi pariwisata miliknya dengan berbagai cara, sosialisasi keindahan Danau Toba masih sangat minim. Contohnya, sosialisasi berbentuk brosur yang ditempatkan di berbagai spot strategis, Danau Toba belum melakukannya.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI, Willem TP Simarmata (WTP), menyebutkan ketiadaan brosur publikasi tersebut sebagai salah satu kelemahan pengelolaan pariwisata Danau Toba. Ketika berkunjung ke kantor-kantor kedutaan besar negara Asia atau Eropa dia kerap melihat brosur atau selebaran tentang potensi pariwisata di negara tersebut.
Sehingga siapa saja dengan mudah mengetahui potensi pariwisata yang menarik yang dimiliki. Dari situ kemudian minat untuk mengunjungi atau mendatanginya muncul.
"Mana ada brosur-brosur yang menjelaskan soal keindahan Danau Toba yang bisa kita dapatkan di titik-titik strategis. Seperti di hotel, kantor kedutaan, bandara dan sebagainya. Seharusnya itu dibuat agar masyarakat global mudah mengetahui," ungkap WTP kepada medanbisnisdaily.com seusai berbicara di Dies Natalis Ilmu Politik FISIP USU, Senin (18/11/2019).
Kelemahan lain, terangnya, tidak jelasnya even pariwisata tahunan di kawasan Danau Toba yang telah terjadwal dengan baik. Seharusnya even tersebut dirancang waktu pelaksanaannya sebaik mungkin. Dan sebanyak-banyaknya.
Dengan dimilikinya even pariwisata terjadwal, para wisatawan, khususnya dari mancanegara bisa memilih akan datang di even mana dan kapan. Sebab mereka harus menabung agar bisa datang berwisata.
"Coba lihat itu Banyuwangi, mereka memiliki sekitar 150 even pariwisata rutin setiap tahunnya. Saya rasa di Danau Toba belum ada yang sudah terencana sebaik itu even-evennya," tutur WTP.
Sebagai anggota Komite III di DPD RI, dia berencana pada masa reses bulan Desember mendatang berjumpa dengan para stakeholder di kawasan Danau Toba. Dengan bupati, kepala-kepala dinas serta para Ketua DPRD.
Dari situ WTP ingin mendengar kesulitan yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata Danau Toba di masing-masing daerah.
"Saya harus berjumpa dulu dengan mereka, sehingga bisa tahu mengarahkan ke kementerian mana terkait kesulitan yang mereka hadapi," tegas WTP yang merupakan mantan pimpinan tertinggi (Ephorus) gereja HKBP.