Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pengamat politik, Sohibul Ansor Siregar menyebut kontestasi Pilkada Medan dengan calon tunggal sama dengan antidemokrasi. Selain itu, hal tersebut akan menjadi catatan tragis demokrasi.
"Pilkada itu tak hanya mekanisme sirkulasi kekuasaan politik, tetapi tak kalah penting seleksi figur," ujarnya di Medan, Jumat (24/1/2020)
Menurutnya, pemimpin yang lahir dari mekanisme pemborongan partai agar tidak mungkin memunculkan figur lain hingga berhadapan dengan kotak kosong adalah pemanfaatan celah buruk regulasi untuk kepentingan antidemokrasi.
BACA JUGA: Bobby Nasution Tepis Jadi Calon Tunggal Pilkada Medan, Ini Alasannya
Sohibul menilai persekongkolan elite yang berhasil menobatkan kotak kosong sebagai lawan tidak selamanya akan berhasil meraih kemenangan. "Pencalonan adalah satu hal sedangkan pemenangan adalah hal lain," bebernya.
Menurut akademisi dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) itu, jika benar Bobby Nasution akan dihadapkan dengan kotak kosong di Pilkada Medan, maka akan menjelaskan resistensi politik terhadap Jokowi, baik sebagai Presiden mau pun sebagai simatua (mertua) Bobby.
"Selain mempermalukan Jokowi dan keluarganya, jika memang Bobby akan berhadapan dengan kotak kosong, juga akan menjadi rapor merah menyala semua partai koalisi. Artinya, mereka takut demokrasi berjalan dengan normal, karena itu mereka putuskan untuk membunuhnya beramai-ramai," bebernya.