Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu merupakan kecamatan di Deli Serdang yang menjadi sentra produksi salak di Sumatra Utara selain Padangsidimpuan. Dari kecamatan tersebut, 1.125 ton salah diproduksi setiap tahunnya.
Namun, pemasarannya masih dikuasai tengkulak. Untuk menangkisnya, 358 petani salak sepakat membentuk kelompok tani dan Sub Terminal Agribisnis. Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Deliserdang, Marakayo Lubis mengatakan, di STM HUlu, terdapat lahan salak seluas 187 hektare.
Petani salaknya bersemangat untuk terus menambah luas areal salaknya. Dari 187 hektare, 93,4 hektare di antaranya sudah berproduksi. Ke depan, kemungkinan akan diperluas lagi menjadi 500 hektara. Walaupun produksinya tinggi, namun petani belum mendapatkan harga yang menguntungkan. Betapa tidak, harga di petani bervariasi. Ada petani yang hanya bisa menjual dengan harpa Rp 6800/kg, ada pula yang menjual dengan harga Rp 8000. Penentu harga salak petani adalah tengkulak.
Dari sisi pemasaran, salak pondoh tiga juhar atau salak ponti, belum mampu menembus ekspor. Karena itu, beberapa hari yang lalu, Dinas Pertanian Deliserdang bersama dengan Dinas Pariwisata, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Koperasi berkumpul di sebuah tempat pertemuan di Desa Tiga Juhar dihadiri oleh Kepala Desa dan juga para petani salak membentuk kelompok tani salak.
Selain itu, mereka juga membentuk Sub Terminal Agribisnis (STA).Dengan adanya asosiasi atau kelompok tani, maka harga bisa rata atau tidak ada perbedaan antara petani satu dengan lainnya. Melalui STA, kata dia, maka penjualan salak menjadi satu pintu dan tidak ada variasi harga seperti yang selama ini terjadi.
Masyarakat juga menyepakati untuk menggunakan dana dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) untuk mengelolanya sebagai modal pembelian salak dari petani dengan harga yang disepakati. "Misalnya kalau ada harga Rp 6.800/kg sampai Rp 8.000/kg, maka dengan adanya kelompok tani salak atau asosiasi, akan membelinya dengan harga tertinggi," katanya kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (23/11/2018).
Marakayo menambahkan, salak merupakan tanaman yang berumur panjang. Dari umur 3 atau 4 tahun sudah berproduksi dan akan berproduksi hingga puluhan tahun. Dia menyamakannya dengan tanaman salak di Padasidimpuan yang berumur puluhan tahun dan tetap berproduksi.
Walaupun saat ini luasan pertanama salak masih 187 hektare dan baru 93,4 hektare yang sudah berproduksi namun masih ada pengembangan hingga 500 hektare pada tahun depan. Teks foto Seorang petani melakukan penyerbukan pada tanaman salaknya di Desa Tiga Juhar, Kecamatan STM Hulu, Deliserdang. Petani salak bersepakat membentuk kelompok tani dan Sub Terminal Agribisnis untuk menangkis tengkulak.