Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Menantu Presiden Jokowi, Bobby Afif Nasution terus melakukan manuver jelang pelaksanaan kontenstasi Pilkada Medan 2020. Teranyar, ia menemui mantan Ketua DPW PKS, M Hafez. Saat masih menjabat Ketua DPW PKS Sumut, Hafez ikut memenangkan Edy Rahmayadi - Musa Rajekshah di Pilgub Sumut 2018.
Hafez menyebut pertemuannya dengan Bobby Nasution terjadi pada Minggu, 1 Januari 2020. Dalam pertemuan itu, Hafez yang mulai 'dikucilkan' PKS itu membahas soal pembangunan Kota Medan ke depan agar lebih berkah.
Secara pribadi, Hafez mendukung pencalonan Bobby Nasution di Pilkada Medan.
"Intinya kita mensupport beliau karena memang dari awal kita tau beliau maju (Pilkada). Sebagai komunikasi politik juga, apalagi saya di DPRD Sumut Dapil Medan berkepentingan siapa pun yang maju kita support," katanya, ketika dikonfirmasi, Senin (20/1/2020).
Hafez, menyampaikan banyak hal yang menjadi problem di Kota Medan saat ini. Aspirasi banyak didapat Hafez saat melakukan reses ke konstituen.
"Di antaranya soal identitas kota, kita baru saja dapat gelar kota terjorok, terkorup, kemudian semeraut, begal, narkoba. Jadi itu sepertinya tema-tema yang perlu mendapatkan perhatian khusus," papar Hafez.
Alumni Al Azhar Mesir juga memuji Bobby Nasution yang banyak menggaet kaum milenial dalam gerakan politik. Demikian pula konsep Kolaborasi Medan Berkah yang diusung Bobby Nasution.
"Harapannya kaum milenial memang harus ditarik dalam gerakan politik demi sebuah perubahan yang lebih baik. Apa yang dilakukan beliau (Bobby Nasution) sudah pada trek yang benar dengan banyak berkolaborasi dengan anak muda," kata Hafez.
Sebagaimana diketahui, Hafez merupakan anggota DPRD Sumatera Utara dari Fraksi PKS. Namun oleh PKS, Hafez tidak ditempatkan dalam struktur alat kelengkapan dewan (AKD) manapun di DPRD Sumut.
DPW PKS Sumut punya alasan sendiri soal itu. Partai berlambang bulan sabit dan padi tersebut beralasan itu sebagai bentuk sanksi kepada M Hafez yang tidak mengikuti kegiatan partai dan tidak kooperatif. Namun publik justeru menilai PKS memasung hak-hak Hafez.