Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sumatra Utara (Sumut) diperkirakan akan mencetak deflasi maupun Inflasi. Namun jika merujuk pada pergerakan harga kebutuhan pokok khususnya daging ayam, Sumut lebih memiliki kecenderungan mencetak inflasi dikisaran 0,3%.
Komoditas daging menjadi penyumbang terbesar inflasi di bulan Mei 2020. Dari perkembangan harga di sejumlah pasar, harga daging sapi rata-rata hanya naik 2-5%. Sementara daging ayam naik sekitar 33%. Selain itu, komoditas yang mengalami kenaikan lainnya adalah bawang merah. Dimana harga bawang merah mengalami kenaikan rata-rata sekitar 34-39%.
Sementara itu, sejumlah kebutuhan pokok yang mengalami penurunan diantaranya cabai merah yang anjlok 12-15%. Sementara cabai rawit turun paling banyak sebesar 5%. Sementara gula pasir turun sekitar 8-11% dan bawang putih turun sekitar 15%.
Pengamat ekonomi Sumut yang juga Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan, kenaikan harga daging ayam dipicu oleh banyaknya peternak ayam mandiri yang lebih memilih menutup usahanya sementara. Dikarenakan selama terjadi pandemi harga daging ayam sempat mengalami keterpurukan. Ditambah lagi dengan tren kenaikan harga ikan laut segar. Dimana harga ikan laut ini rata-rata mengalami kenaikan 30% hingga 40%.
"Untuk harga daging sapi saya pikir lebih dikarenakan tren permintaan yang mengalami kenaikan. Untuk bawang merah yang mahal, ini banyak disebabkan oleh buruknya jalur distribusi bawang dari luar wilayah Sumut khususnya dari Pulau Jawa selama PSBB. Padahal jika melihat tren perkembangan harga bawang merah di Jawa itu berkisar Rp 30.000 hingga Rp 35.000/kg-nya. Sementara di Sumut harganya Rp 50.000 hingga Rp 55.000/kg," katanya, Jumat (29/5/2020).
Gunawan mengatakan, meski Sumut akan mencetak inflasi pada Mei 2020, namun bukan berarti terjadi pemulihan daya beli. Memang jika dibandingkan dengan bulan April, daya beli masyarakat Sumut di bulan Mei jelas lebih baik. Ada THR, Bantuan Sosial (Bansos) serta bertepatan dengan ramadan dan Idulfitri. Namun jika membandingkan secara tahunan, antara periode yang sama tahun 2019 dan tahun ini, daya beli masyarakat Sumut jelas terpukul.
"Jadi kalaupun nanti Sumut mencetak inflasi, maka inflasi yang terjadi belakangan ini lebih dikarenakan sisi persediaan yang bermasalah karena pandemi corona. Sehingga jangan disimpulkan kalau seandainya nanti Sumut inflasi, lantas kita berkesimpulan bahwa ekonomi sudah pulih," katanya.