Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis-Medan. Bertempat di Warkop Jurnalis Kota Medan, yang berada tak jauh dari bundaran Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Kamis (26/7/2017), mantan Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin (65) secara terang-terangan mulai memperlihatkan keseriusannya untuk ikut dalam pertarungan memperebutkan kursi Sumatera Utara 1 pada Pilgubsu 2018.
Terbilang kontroversial alias kocak. Sebab tak bisa dihilangkan dari ingatan publik kalau lelaki yang menempelkan gelar “Dato” di depan namanya ini pernah menjadi pesakitan Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK). Apalagi kalau bukan karena tindak korupsi. Puluhan miliar rupiah dana negara dituduh digelapkannya semasa menjabat Bupati Langkat.
Masa iya bekas pencoleng akan dipilih rakyat menjadi pemimpinnya? Tapi dasar Syamsul memang kocak.
Menunjukkan kesan bahwa dirinya merakyat, Syamsul tiba menggunakan beca dengan diiringi pendukungnya. Menggunakan topi pet berwarna hitam. Karena tambun dan tak kuat mengangkat, dia harus dipapah ketika turun dari beca.
Hampir sepanjang sekitar 30 menit berada di Warkop (tiba pukul 14.22 WIB dan beranjak pukul 14.52 WIB), guyonan penuh gelak tawa ditampilkannya dalam percakapan dengan para jurnalis dari berbagai media baik cetak, online maupun elektronik. Ditimpali dengan gerakan dan gayanya yang ikut menguatkan kelucuannya.
Sepiring mie Aceh dimintanya kepada pekerja warkop sesaat setelah duduk dirinya di bangku. “Siapnya besok ya..”
Langsung saja tawa para jurnalis meledak atas sindiran Syamsul agar pesanannya disiapkan sesegera mungkin tersebut.
Ketika menyantap mie Aceh pesanannya, bekas Bupati Langkat dua periode ini tak sedikit pun berusaha “JW” atau jaga wibawa sebagaimana layaknya mantan pejabat. Seenaknya mie dimasukkan ke mulutnya. Tak malu-malu meminta telur mata sapi tambahan.
Ketika kepadanya ditawarkan sepiring kue bakwan guyonannya kembali muncul, “Ini buatan semalam ya.”
Sontak tawa setiap yang mendengarkan ocehannya tersebut pecah.
Ketika medanbisnisdaily.com menanyakan tentang survei tentang elektabilitas apakah sudah dilaksanakan timnya secara internal, dengan enteng dijawabnya, “Apa itu survey. Dulu sebelum terpilih survei menempatkan aku di urutan kelima. Lalu nomor pemilihan juga lima. Ternyata saat hari pemilihan kami jadi pemenang nomor satu”.
Masih tetap dengan jargon lamanya; rakyat tidak lapar, tidak sakit dan tidak miskin, Syamsul mengaku saat ini dia didukung tujuh komunitas masyarakat agar mencalonkan diri menjadi Gubsu.