Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Menko Polhukam Wiranto memaparkan tentang kemajuan Indonesia belakangan ini yang mendapatkan pujian dunia. Wiranto bahkan mengungkapkan bagaimana Presiden Jokowi mendapat pujian dunia, namun di dalam negeri justru dihujat.
"Banyak negara yang angka pertumbuhan ekonominya drop, dan kita bersyukur ekonomi Indonesia stabil. Itu betul-betul mendapat pujian dunia, bahkan Presiden kita Pak Jokowi itu. Pemimpin yang terbaik dalam mengelola negara pada periode sekarang ini, di dalam malah dihujat, (disebut) diktaktor, ini sungguh sangat berbeda dengan tanggapan internasional," ujar Wiranto dalam acara Silaturahmi Nasional 2017 Junior Chamber International Indonesia, di Hotel Grand Sahid, Jalan Jend Sudirman Kav 86, Jakarta, Senin (31/7).
Wiranto kemudian mengajak seluruh masyarakat untuk menjadi agen perubahan dan membela negara. Salah satunya adalah dengan menumbuhkan rasa untuk memiliki dan mencintai negeri.
"Pertama mengajak kita semua untuk bagaimana merasa memiliki negeri ini, yang kita cintai ini. Kalau sudah merasa mencintai kan nanti muncul kewajiban untuk membela negeri ini," ujar dia.
Bersinergi dengan program pemerintah juga menjadi bagian penting, dalam membangun dan bela negara. Seperti dalam program Nawacita, yang dapat membuat pemerataan pembangunan diseluruh wilayah Indonesia.
"Kemudian berikutnya adalah, bersinergi dengan program pemerintah. Dengan apa? Dengan Nawacita, yang sangat menonjol adalah, bagaimana kita ingin membangun dari pinggiran sehingga ada satu pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia," ujar Wiranto.
Wiranto mengatakan adanya bela negara karena adanya ancaman yang dihadapi. Namun ia beranggapan bahwa ancaman tersebut bukanlah ancaman dari negara lain, melainkan adanya ancaman dari dalam.
"Kalau kita bela negara berarti ada ancaman, ancaman kan buka inflasi dari negara lain. Tapi ancaman datang dari kehidupan kita sendiri, ada terorisme, radikalisme, ada ilegal fishing, human trafficking. Itu semua kan ancaman yang nyata sudah kita hadapi, jangan sampai ancaman itu seperti agresi militer," kata Wiranto.
Wiranto mengatakan, pemerintah akan membuat program pemantau bela negara. Karena bela negara bukan hanya diserahkan kepada pemerintah atau aparat keamanan.
"Nanti akan ada program pemantauan bela negara, di mana seluruh elemen masyarakat akan tersentuh dengan program ini. Karena bakal tersentuh dengan bela negara. Bela negara buka hanya diserahkan kepada tentara polisi, tapi seluruh elemen masyarakat,"ujar Wiranto.
Program ini terdiri dari berbagai macam model. Di antaranya adalah pelajaran kelas, perkuliahan hingga pembiasaan untuk memahami negeri.
"Banyak macam-macam nanti ada penataran di kuliah, ada pelajaran di kelas ada out Bond ada pelatihan untuk anak anak TK. Nanti ada pembiasaan untuk menyadari dan memahami, negeri ini milik kita bersama untuk dijaga bersama. Nanti modulnya ada," ujar Wiranto. (dtc)