Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Puluhan ribu koperasi saat ini sebagian besar berpusat di Jawa dan Sumatera. Berdasarkan data distribusi wilayah koperasi, jumlah koperasi terbesar masih berpusat di Jawa sebanyak 76.971 koperasi dan Sumatera sebanyak 30.478.
Hingga 5 Juli 2017, Indonesia memiliki 26,8 juta anggota koperasi dan 152.282 unit koperasi. Jumlah koperasi tersebut terdiri dari koperasi konsumen sebanyak 97.931 unit (64,31%), koperasi produsen sebesar 27.871 unit (18,30%), koperasi simpan pinjam sebanyak 19.509 unit (12,81%), koperasi jasa sejumlah 3.661 unit (2,40%), dan koperasi pemasaran sebanyak 3.310 unit (2,17%).
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, distribusi koperasi yang masih terpusat di Jawa dan Sumatera disebabkan oleh banyaknya penduduk di dua pulau tersebut. Pasalnya, tugas utama koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota yang salah satunya menyalurkan pinjaman.
"Memang di Jawa dan Sumatera berkembang karena koperasi kan dua, yang skalanya populer itu simpan pinjam dan distribusi. Pasti mereka bertumpu di tempat yang penduduknya maupun ekonomi besar," kata Bambang di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Senin (31/7/2017).
Untuk memperluas sebaran koperasi ke daerah lain, kata Bambang, tidak perlu didirikan koperasi dengan konsep yang sama. Setiap daerah memiliki keunggulan masing-masing dan dapat didirikan koperasi yang berfungsi untuk menunjang potensi tersebut.
"Menurut saya solusinya adalah tidak dengan replikasi koperasi simpan pinjam ke tempat lain, tapi justru kita harus melihat peluang-peluang usaha apa yang cocok di Kalimantan, Sulawesi sampai Maluku, Papua," tutur Bambang.
Bahkan, di tengah perkembangan industri pariwisata dalam negeri yang positif, sangat dimungkinkan adanya lebih banyak koperasi pariwisata.
Contoh koperasi yang bergerak di sektor pariwisata adalah Koperasi Catra Gemilang yang telah berhasil mendorong pengembangan pengelolaan wisata di daerah Borobudur, Magelang. Selain itu, ada juga Koperasi Jasa Wisata Mandiri Nusantara yang menyediakan jasa wisata independen dan telah memperkenalkan destinasi wisata Indonesia.
"Peluang pengelolaan sektor pariwisata tersebut perlu ditangkap oleh koperasi sebagai bentuk pengembangan usaha, disamping untuk peningkatan perekonomian masyarakat setempat," ujar Bambang. (dtf)