Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Polri membeberkan alasan mengajak KPK bekerja sama mengusut teror penyiraman air keras ke Novel Baswedan. Padahal sebelumnya Polri meminta KPK menghormati proses penyidikan yang dilakukan Polri. Lalu, apa alasannya kini Polri mengajak KPK?
"Kan namanya dinamika. Kemudian kita pentingkan kerja sama instansi di mana Saudara Novel berada. Kerja sama itu bisa pertukaran informasi, bisa bersama-sama untuk lakukan investigasi, bisa dengan melakukan cross-check informasi yang diperoleh Polri," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di gedung Divisi Humas, Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (3/8/2017).
Martinus berharap, dengan membuka kerja sama, penyidik Polri mendapatkan sebanyak-banyaknya informasi yang berkaitan dengan kasus Novel. Korelasi pelibatan penyidik KPK sendiri, jelas Martinus, karena berasal dari instansi tempat Novel bekerja.
"Sehingga kemudian penyidik bisa mendapat satu masukan oleh siapa saja, termasuk oleh instansi Novel ini berada, yaitu KPK. Tentu instansinya kita ajak untuk melakukan satu pertukaran informasi, satu kerja sama yang kemudian penting bagi kita," jelas Martinus.
Martinus juga menjelaskan kerja sama antara pihaknya dan KPK dalam kasus Novel menjadi satu bukti keseriusan Polri dalam menangani perkara penyerangan tersebut. Dengan kerja sama, imbuh Martinus, KPK dapat mengetahui perkembangan-perkembangan penyelidikan yang dilakukan penyidik Polri.
"Menunjukkan satu keseriusan bagi kita, supaya wadah di mana Saudara Novel bekerja, bisa mengetahui progres-progresnya," tutur mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini.
Sebelumnya, Novel Baswedan, ketika diwawancarai detikcom, menyampaikan dugaannya terkait alasan Polri mengajak kerja sama KPK. Dugaan Novel adalah Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah menerima laporan adanya oknum polisi yang menerima suap untuk meneror Novel dan pegawai KPK lainnya.
"Tentang rencana kerja sama dengan KPK, saya menduga Kapolri sudah dapat laporan atau bukti bahwa adanya oknum Polri yang terima suap untuk melakukan teror terhadap saya dan orang-orang KPK lainnya," ungkap Novel pada Selasa (1/8).
Senin lalu (31/7), Tito menjawab desakan publik untuk membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang melibatkan unsur sipil. Tito menegaskan sudah ada tim bentukan Polri yang juga membuka keterlibatan KPK."Saya pikir kita harus percaya kepada institusi KPK karena teman-teman di KPK kan cukup kredibel. Kalau saja dibentuk tim gabungan independen, misalnya, ini kan sifatnya mencari fakta. Kalau mencari fakta, beda dengan investigasi," ucap Tito saat itu. (dtc)