Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Panyabungan. Patani terong Belanda di Desa Pagur, Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengeluhkan rendahnya harga jual yang hanya Rp 7.000/kg. Padahal, sebelum puasa Ramadan sudah sempat mencapai Rp 17.000/kg.
Hal itu disampaikan Saifullah Nasution, petani terong Belanda kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu (19/8/2017).
Dikatakannya, hampir semua petani terong Belanda merupakan petani kopi Arabika Mandailing Pagur. Sebab di tanam secara tumpang sari di antara pohon kopi.
"Jarak tempuh begitu sulit hanya bisa dilalui kenderaan roda dua. Harga Rp 7.000/kg masih murah jika kita bandingkan dari biaya yang dikeluarkan," ujarnya.
Bahkan, katanya, mereka kadang tidak membawa hasil panen, dibiarkan saja membusuk di lokasi kebun, akibat harga terlalu murah.
"Seperti kemarin sempat harga hanya Rp 4.000/ kg, kami terpaksa tidak menjual karena merugi," katanya.
Jika panen besar hasil terong Belanda petani bisa mencapai 1 ton/ minggu.
Minimal harga di atas Rp 10.000/ kg agar bisa dinikmati untuk keluarga. Apabila jalan Madina - Palas sudah dibangun tentunya sangat membantu bagi kami, "ungkapnya.