Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Deliserdang. Tak sebanding dengan jumlah penduduk dan kawasannya, Desa Tanjung Garbus 2, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deliserdang tahun ini mendapat anggaran dana desa (ADD) Rp 1 miliar dari pemerintah pusat.Desa yang berada di tengah perkebunan PTPN II ini hanya memiliki 50 KK. Namun anggaran yang diterima dinilai cukup besar. Padahal, ADD rata-rata di Sumut Rp 700 juta-Rp 800 juta dengan jumlah penduduk ribuan.
Proyek pembangunan desa juga dinilai tidak wajar. Misalnya, pembuatan lapangan bulu tangkis dengan ukuran Panjang 14 meter dan lebar 7 meter senilai Rp 21.035.000, posyandu berukuran 4x4 m memakan biaya Rp 28.161.300, paving blok jalan Panjang 41,5 m lebar 3 meter Rp 19.615.500 serta pembuatan irigasi. Sementara diketahui desa itu tidak memiliki sawah.
Rabat beton diduga terjadi penggelembungan jumlah unit truk molen beton. RAB proyek tersebut juga tidak memanfaatkan tenaga perangkat desa atau profesional tetapi dikerjakan oleh pendamping desa. Padahal tupoksi pendamping desa hanya memfasilitasi dan mengawasi bukan membuat RAB.
Pembuatan taman buah yang dikerjakan hari ini Selasa (22/8/2017) bukan dilakukan oleh warga setempat dan sepatutnya dikerjakan secara swakelola oleh warga Desa Tanjung Garbus 2.
Anggaran yang diperoleh cukup besar itu juga tidak sebanding dengan kondisi kantor kepala desa. Saat ditemui sekaligus mengkonfirmasi hal tersebut, Senin (21/8/2017), di ruangan kepala desa hanya ada meja kerja yang berukuran kecil dan tiga buah kursi. Kondisi ruangan kantor juga demikian tidak terlihat baik. Hanya baliho struktur organisasi desa yang tampak baru.
Kepala Desa Sri Maulia mengaku anggaran yang diterima dari pusat Rp 1 miliar. "Anggaran itu sudah termasuk gaji perangkat desa. Kalau pembangunan kita kerjakan," katanya.
Ditanya bisa saja terjadi permainan dalam proyek pembangunan sarana dan prasarana desa, dia tidak berkomentar. "Saya hanya bilang sama yang mengerjakan kalau bisa jangan ada dikurangi baik volume atau kualitas bangunannya," jelasnya.
Sejumlah warga yang dimintai tanggapannya mengaku tidak mendukung dengan kinerja Kades. Bahkan beberapa kali warga yang mayoritas pekerja perkebunan itu melayangkan protes atas kinerjanya.
Sementara beberapa waktu lalu Sekcam Pagar Merbau Parjo yang dikonfirmasi tentang kinerja Kades Tanjung Garbus 2 mengaku tidak ada masalah. Ditanya banyaknya protes warga serta sejumlah anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) dan kejanggalan proyek pembangunan, dia juga mengatakan tidak ditemukan.
"Tidak ada masalah, apalagi protes warga," katanya.
Tentang adanya tudingan kalau Sekcam rutin datang dan diduga intervensi atas proyek pembangunan di desa tersebut, Parjo membantahnya.
"Kades dan perangkatnya kan anak buah saya secara lembaga, gak salah saya datang dan berkunjung. Gak benar itu," ucapnya dan ketika dikonfirmasi kembali lewat telepon seluler, Senin (21/8/2017).