Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Mantan Ketua DPR RI yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Perguruan Tinggi se-Indonesia (APTISI), Marzuki Alie, mengkritisi regulasi pendidikan yang ada di Indonesia. Dia merasa regulasi yang ada malah jadi kendala dalam membuka usaha, termasuk usaha di dunia pendidikan.
"Selama ini kan memang dirasakan bukan baru sekarang saja, sejak zaman dulu, kita terkendala oleh regulasi. Regulasi yang sifatnya normatif, tidak mengikuti kemajuan," kata Marzuki Alie usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Mantan Ketua DPR periode 2009-2014 ini mengatakan, pihaknya mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang meminta agar program studi di perguruan tinggi menyesuaikan dengan situasi pasar.
"Kami apresiasi Presiden yang meminta ada program studi yang menyesuaikan situasi pasar, kemajuan, dan perkembangan teknologi sepertinya misalnya nanti ada digital ekonomi, manajemen logistik," katanya.
Bicara soal logistik di Indonesia, sebanyak 27 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) banyak dikuasi pihak asing.
"Kenapa? Karena kita nggak ada yang khusus belajar di bagian itu, bagaimana manajemen dan sistemnya. Tetapi, persoalan di kita, kementerian tidak menyesuaikan dengan kemajuan. Tadi Pak Presiden bilang ke menteri, saya tunggu perubahan perubahan ini," katanya.
Selain itu, kata Marzuki Alie, anggaran pendidikan sebaiknya jangan dipotong sampai Rp 1,6 triliun. "Beasiswa bidik misi dikurangi, beasiswa dosen dikurangi sampai 10 persen. Nah, bagaimana mau menyiapkan SDM handal kalau anggaran-anggarannya dikurangi seperti program-program yang lain," katanya.
"Tadi saya minta, khusus pendidikan jangan dikurangi proporsional seperti yang lain. Nggak akan pernah maju bangsa ini kalau pendidikan untuk SDM nggak diperhatikan," tambahnya.
Marzuki juga menambahkan, pihaknya memang ingin berkontribusi lebih di dunia pendidikan. Untuk itu, dia merasa senang dengan adanya panggilan dari Presiden Jokowi untuk bertemu.
"Saya kira bagus presiden memanggil kita yang bergerak di bidang pendidikan. Kami semua ingin berkontribusi lah, tadi ada banyak masukan. Kami membuka pemikiran dari Bapak Presiden untuk melakukan perubahan agar meninggalkan legacy di bidang pendidikan. Jangan sampai meninggalkan cerita cerita yang tak enak seperti presiden tidak menyiapkan manusia, hanya membangun infrastruktur," jelasnya. (dtc)