Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Menpora Imam Nahrawi meminta maaf kepada publik lewat pewarta usai kegagalan SEA Games 2017 Kuala Lumpur. Ketua Umum KOI, Erick Thohir, tidak hadir.
Olahraga Indonesia tengah berada pada situasi gawat darurat setelah hasil buruk di SEA Games 2017 Kuala Lumpur. Menpora Imam didampingi Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Achmad Soetjipto, wakil Ketua Satlak Prima Lukman Niode, Wakil Ketua KOI Muddai Madang. Namun, justru orang nomor stau KOI, Erick, absen dalam acara di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8).
Bukan sekali ini Erick absen dalam acara krusial. Dia juga tak hadir saat peluncuran maskot dan logo Asian Games 2018 di Senayan pada Desember 2015.
Dalam acara itu kembali dibicarakan soal kegagalan prestasi Indonesia dan persoalan peralatan dan akomodasi atlet yang terus menjadi persoalan klasik.
Menpora menjadi orang yang pertama memberikan pernyataan terkait penyesalannya. Selain meminta maaf, dia juga memberikan sejumlah solusi untuk mengurai masalah-masalah atlet dalam persiapan menuju multievent.
"Tentu saya tidak bisa apologi panjang lebar, apologi apapun hari ini mungkin ada sebagian yang menyatakan itu hanya apologi. Tapi penting saya sampaikan, bahwa SEA Games itu beda sama sekali dengan Asian Games. Dari sisi standar regulasi penyelenggaraan, sampai secara internal, penyiapan atlet," kata Imam.
Dia mencontohkan cabang bulutangkis yang harus berbagai kekuatan karena pada waktu yang bersamaan digelar juga Kejuaraan Dunia 2017 di Glasgow, Skotlandia.
"Atlet-atlet kita harus berbagi peran ke Skotlandia, sehingga yang diberangkatkan junior," kata Imam.
"Tak hanya itu, beberapa cabor-cabor unggulan kita yang memungkinkan dapatkan medali, juga tidak dipertandingkan di SEA Games. Kemudian, nomor-nomor yang memungkinkan ada keputusan dari juri, wasit, secara subyektif, saya juga sudah punya skemanya. Hal seperti itu selain jadi apologi kita, juga menjadi catatan penting, sehingga ke depan kita harus fokus betul terhadap cabor yang nomor banyak, potensi besar, dan memungkinkan dapat medali yan lebih besar," ujar menteri asal Bangkalan, Madura itu.
"Tentu saya harus minta maaf kepada cabor juga nantinya," tambah dia kemudian.
Hal yang sama diungkapkan Ketua Satlak Prima Achmad Soetjipto. Dia mengatakan akan siap bertanggung jawab untuk segala kegagalan yang terjadi, termasuk jika jabatannya harus dilepas.
"Itu kewenangan atasan. Saya hanya tahunya diperintah dan memerintah. Tapi mundur tidak ada di kamus saya. Diperintah mundur, iya. Saya siap," ujar dia. (dts)