Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com- Medan. Dewi (49), pedagang pakaian harian di Pasar Sentral, Jalan Sutomo, Medan curhat akan turunnya omset pendapatan yang kian parah dialaminya, Selasa (03/10/2017).
Dewi yang keluarganya sudah berjualan hampir 30 tahun semasa kakeknya dulu, merasa penurunan omset kali ini sangat parah, yakni mencapai hampir 50%.
"Parah kali bang tahun ini. Biasanya kami jualan per hari omset itu sampe 20-25 juta, sekarang cuma 10 jutaan Bang, kalau beruntung hari merah bisa Rp 15 juta," keluhnya.
Ia tak mengerti mengapa bisa seperti ini. Bukan hanya pembeli eceran, bahkan pembeli borongan dari luar kota, seperti Aceh, Bukit Tinggi, Tebingtingui Solok, Simalungun dan Siantar yang biasanya belanja setiap minggu, tahun ini bisa hanya sebulan sekali.
Dewi pun merasa pedagang dari luar kota mengeluh kepadanya bahwa daya beli masyarakat berkurang, dan mereka juga tak tahu sebabnya apa.
Selain itu, ada pedagang yang meminta barang di retur (dikembalikan). Padahal hal ini tidak pernah terjadi, kalau pun terjadi karena barang rusak.
Dewi pun tak menampik, bahwa bukan dia saja yang mengalami penurunan sedrastis ini, semua pedagang mengalaminya.
"Semua disini mengalaminya Bang. Banyak pedagang di sini menerima giro kosong dari pedagang yang mengambil dari grosir, itu kaena barang tak laku," ucap Dia.
Asri (35), pedagang baju anak-anak di Pasar Sentral ini juga membenarkan apa yang dikatakan Dewi.
"Parah Bang, ngga ada itu yang naik ekonomi kita, penipu itu semua. Makin susah orang di kampung, tak ada lagi yang belanja. Kita dulu anggota ada 5 sekarang cuma 3, karena rak sanggup bayar gaji kita rumahkan," ujarnya.
Asri pun mengharapkan hari besar seperti Natal , Tahun baru dan Idul Fitri untuk mendongkrak penjualan agar bisa memutar uang hasil usahanya dan membayar gaji anggota.