Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Riyadh. Dipuji di luar negeri, keputusan Kerajaan Arab Saudi untuk mencabut larangan mengemudi bagi kaum wanita disambut negatif oleh warganya sendiri, khususnya kaum pria konservatif. Banyak dari mereka yang tidak sepakat jika wanita diizinkan mengemudi sendiri.
Dekrit yang dirilis Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud, pekan lalu, mengatur penerbitan surat izin mengemudi bagi wanita di Saudi. Dekrit akan mulai diberlakukan pada Juni 2018 mendatang. Keputusan ini dipandang bersejarah bagi Saudi yang selama ini melarang wanita mengemudi.
Keputusan itu dipuji banyak pihak, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebutnya sebagai 'langkah positif dalam memperjuangkan hak dan kesempatan bagi kaum wanita di Arab Saudi'. Namun pada praktiknya banyak wanita Saudi yang takut mereka menjadi 'korban' kaum konservatif yang menganggap 'pendamping' pria memiliki wewenang untuk mengambil keputusan bagi kaum wanita.
"Anda bisa mencabut larangannya, tapi Anda tidak bisa memaksa kaum pria untuk mengizinkan saudara perempuan dan istri mereka untuk mengemudi," ucap salah satu pria Saudi yang bekerja pada perusahaan taksi swasta di Riyadh, seperti dilansir AFP, Rabu (4/10/2017).
"Sebagai kepala keluarga, saya yang mengambil keputusan -- bukan kaum wanita," imbuh pria yang menolak disebut namanya ini. Pria ini enggan mengizinkan istrinya mengemudi sendiri, karena menurutnya sang istri akan memiliki kontak lebih sering dengan pria yang bukan muhrimnya.
Pandangan semacam ini masih banyak terdapat di Kerajaan Saudi. Meskipun Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang memimpin upaya reformasi pemerintah, berupaya mendorong liberalisasi di Saudi dan menambah tenaga wanita di lapangan kerja. Tetap saja komentar negatif bermunculan. Salah satunya komenter berbau sexist di Twitter, yang menyebut pengemudi wanita hanya akan memicu lebih banyak kecelakaan lalu lintas.
Pekan lalu, otoritas Saudi menangkap seorang pria yang mengancam akan berbuat kasar terhadap setiap pengemudi wanita. "Saya bersumpah, saya akan membakarnya dan mobilnya," ucap pria yang mengenakan gamis putih dalam video yang beredar online.
Perilaku semacam itu memicu ketakutan di kalangan wanita. Ada kekhawatiran mereka akan dipersulit dalam mendapatkan surat izin mengemudi. Namun otoritas Saudi telah mempersiapkan sejumlah langkah hukum untuk mencegah hal semacam itu. Otoritas Saudi bahkan bersiap mendatangkan wanita instruktur pengemudi dari luar negeri dan mendirikan sekolah khusus mengemudi eksklusif bagi kaum wanita.
Tidak hanya itu, otoritas Saudi juga berniat memberlakukan aturan hukum baru yang lebih tegas bagi praktik pelecehan seksual terhadap kaum wanita.
Di tengah maraknya perlawanan terhadap kebijakan ini dari kalangan konservatif, media-media Saudi muncul dengan kritikan jenaka bagi mereka. "Mengemudi memang selalu menjadi area pertempuran jenis kelamin... Maaf rekan, tapi wanita memang pengemudi yang lebih jago," demikian bunyi grafis yang dirilis surat kabar berbahasa Inggris, Arab News, yang mengutip penelitian bahwa pengemudi pria lebih sering terlibat kecelakaan.dtc
===
HUKUM
------
Polisi akan Gali Hubungan Asma Dewi dengan Jasriadi 'Saracen'
MedanBisnis - Jakarta - Direktorat Tindak Siber Bareskrim Polri memeriksa kedua tersangka Asma Dewi dan Jasriadi terkait penyebaran ujaran kebencian di media sosial. Keduanya dimintai keterangan terkait hubungan mereka.
"Kembali diperiksa oleh Bareskrim Cyber Crime Mabes Polri. Dalam hal ini pemeriksaannya untuk menjadi saksi atas pemeriksaan terhadap tersangka Jasriadi," kata kuasa hukum Asma Dewi, Agustiar kepada wartawan di Bareskrim Polri, Cideng, Jakarta Pusat, Rabu, (4/10/2017)
Lanjutnya, Asma Dewi dan Jasriadi diperiksa sejak pukul 13.00 WIB. Asma Dewi dimintai keterangan terkait apakah Asma Dewi mengenal Jasriadi.
"Bukan dikonfrontir hanya mencari saja dimintai informasi keterangan saja, sejauh mana hubungannya dengan Jasriadi. Tapi nyatanya memang bawa nyatanya ibu Asma Dewi tidak kenal tidak mengetahui sama sekali dengan Jasriadi maupun Saracen," jelasnya.
Lanjut dia, Asma Dewi hanya tahu sosok Jasriadi saat menonton siaran ulang acara ILC di Manado terkait Saracen. Ia menegaskan Asma Dewi tak mengenal Jasriadi.
"Beliau mengenai Jasriadi saat menonton televisi siaran ulang ketika beliau ada di Manado di acara ILC acara yang membahas Saracen itu. Jadi, tidak ada hubungan tidak ada saling mengenal siapa itu Jasriadi siapa itu Saracen ibu Asma Dewi tidak mengenal," pungkasnya.
Agustiar juga membantah jika Asma Dewi berkaitan dengan aliran dana Saracen. Ia menegaskan bahwa Asma Dewi tidak pernah mentransfer sejumlah uang ke kelompok Saracen.
"Mengenai aliran dana klien kami sama sekali tidak mengetahui dan tidak ada Asma Dewi melakukan transfer aliran dana ke kegiatan Saracen atau Jasriadi," imbuhnya.
Hal senada disampaikan oleh Kuasa Hukum Jasriadi, Erwin. Keduanya tengah diperiksa di ruang yang berbeda soal keterkaitan kedua tersangka.
"Komunikasi tadi ketemu di mana. Komunikasi lewat apa seperti itu, " ucap Erwin di lokasi yang sama.
Lanjutnya, penyidik belum memeriksa soal aliran dana Saracen. "Ada jadi ada satu akun bernama Dewi sedang diselidiki asma dewi atau bukan, Jasriadi mengatakan tidak tahu dia bilang enggak kenal dengan Asma Dewi," terangnya. (dtc)