Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Beberapa Pusat Perbelanjaan alias mal di Jakarta satu per satu mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Ada yang bilang karena daya beli masyarakat lesu namun ada pula karena pengelola lamban dalam menyesuaikan perkembangan zaman.
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menilai, daya beli masyarakat Indonesia masih dalam keadaan yang baik.
Baiknya daya beli masyarakat dapat dilihat dari pusat-pusat belanja yang dan beberapa daerah kawasan pariwisata juga masih banyak dikunjungi oleh masyarakat yang tentu akan berbelanja.
"Enggak kelihatan kalau daya beli turun itu enggak ada. Yang ada adalah disruption (perubahan bisnis cara lama dengan cara baru). Orang pergi ke tempat yang bukan hanya komplit tapi juga nyaman dan bisa selfie," kata Ketua Umum APPBI Stefanus Ridwan saat di Jakarta, Minggu (8/10).
Ia juga melihat fenomena masih baiknya daya beli masyarakat dari ramainya tempat-tempat kuliner yang mampu mengubah konsepnya ke cara yang lebih modern.
"Restoran yang lama yang kuno-kuno di tempat mal yang sama juga tetap enggak laku, ketika diganti sama makanan yang lebih menarik, orang bisa selfie ternyata laku banget sampai antre, artinya bukan soal daya beli kalau menurut saya," sambung dia.
Oleh karenanya, selaku pengurus perkumpulan pelaku pusat belanja mengimbau kepada seluruh pemilik mal untuk terus menyesuaikan perkembangan zaman jika ingin kinerja penjualannya tetap berada di jalur yang positif.(dtf)