Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Para Pengelola pusat belanja di Jakarta terus memutar otak agar tidak lagi ditinggalkan oleh masyarakat. Sebab, sejak dirilisnya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2017 yang sebesar 5,01%, tingkat konsumsi rumah tangga hanya mampu tumbuh ke level 4,95% dari periode sebelumnya 4,94%.
Tumbuh tipisnya tingkat konsumsi rumah tangga ini juga bersamaan dengan beberapa pusat perbelanjaan yang mulai ditinggalkan para penjualnya, hal itu yang dialami oleh Glodok dan Mangga Dua.
Untuk mengantisipasi hal itu, Pembina Asosiasi Pelaku Pusat Belanja Indonesia (APBI) Handaka Santosa mengungkapkan, para pengelola pusat belanja harus terus berinovasi agar tidak ditinggalkan masyarakat.
"Gaya hidup saat ini mengharuskan pusat perbelanjaan tidak hanya berfungsi sebagai sarana berjualan saja," kata dia saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Minggu (8/10/2017).
Pusat perbelanjaan, kata Handaka, sudah menjadi keharusan untuk menyediakan berbagai sarana, lebih banyak kepada pelayanan dan kenyamanan. Inovasi dan kreatifitas menjadi bumbu pembeda antar mall. Salah satu inovasi tersebut, seperti memberikan promo-promo kepada para pelanggan.
"Sehingga setiap kali belanja akan mendapatkan nilai tambah," jelas dia.
Handaka menyadari jumlah kunjungan masyarakat kepada pusat perbelanjaan belum tentu meningkatkan nilai penjualan. Oleh karenanya, dia berharap pemerintah terus menjaga daya beli masyarakat melalui kebijakan-kebijakannya.
"Walaupun ada daya beli, harus didukung dengan suasana belanja yang kondusif, situasi politik yang tidak panas dan juga tidak gaduhnya politik akan mendukung 'minat' belanja," tukas dia.dtc