Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. PT Bank Muamalat Tbk bakal kedatangan pemegang saham mayoritas baru yakni PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI). Keduanya telah menandatangani perjanjian bersyarat (Conditional Share Subscription Agreement) bahwa PADI akan menjadi pembeli siaga dalam proses right issue Bank Muamalat.
Aksi korporasi tersebut menorehkan cerita yang cukup menarik. Awalnya hanya berhembus isu tidak jelas bahwa PADI akan mengakuisisi Bank Muamalat. Manajemen PADI pun sempat membantahnya secara tegas.
Namun sepertinya pelaku pasar sudah mengetahui kebenaran isu tersebut sejak awal. Sebab saham PADI terus membumbung tinggi. Bayangkan saja dari Rp 340 di 20 Juli 2017 meningkat menjadi Rp 985 pada 1 Agustus 2017, atau meroket 198,7% dalam waktu hanya kurang dari 2 minggu.
Di tengah heboh-hebohnya saham PADI muncul nama Setiawan Ichlas. Dalam keterbukaan informasi pria tersebut memborong saham pagi sebanyak 1,48 miliar lembar saham di level Rp 350 per saham. Jika dihitung Setiawan mengeluarkan dana untuk memborong saham PADI sebanyak Rp 517 miliar.
Nah, sekarang saham PADI sudah bertengger di level Rp 1.600. Jika dihitung harga saat ini nilai investasi Setiawan di saham PADI sebesar Rp 2,37 triliun. Itu artinya Setiawan sudah memiliki keuntungan bersih sebanyak Rp 1,85 triliun. Lalu siapa sebenarnya Setiawan Ichlas?
Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Anggawira mengaku kenal dekat dengan Setiawan. Dia mengatakan bahwa sosok misterius itu merupakan pengusaha pertambangan batu bara asal Palembang.
"Beliau sahabat saya, sama-sama di Aspebindo (Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia). Dia (perusahaannya) di pertambangan dan keuangan juga," tuturnya kepada detikFinance, Senin (9/10/2017).
Sayangnya Angga enggan menyampaikan lebih jauh siapa sosok Setiawan yang diperkirakan berusia 40 tahunan itu. Namun dia mengapresiasi langkahnya karena mau ikut membantu mengakuisisi Bank Muamalat.
"Dia agak tertutup soal gini keluar. Kita apresiasi keberanian beliau untuk bantu Muamalat," imbuhnya.
Sekadar informasi, Bank Muamalat akan menerbitkan saham baru melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue senilai Rp 4,5 triliun. Jika pemegang saham eksisting tidak menggunakan haknya maka PADI akan menyerap seluruhnya dan menjadi pemegang Bank Muamalat saham sebanyak 51%.
Adapun pemegang saham Bank Muamalat saat ini sebagai berikut:
- Islamic Development Bank 32,74%
- Bank Boubyan 22%
- Atwill Holdings Limited 17,91%
- National Bank of Kuwait 8,45%
- IDF Investment Foundation 3,48%
- BMF Holdings Limited 2,84%
- Reza Rhenaldi Syaiful 1,67%
- Dewi Monita 1,67%
- Andre Mirza Hartawan 1,66%
- Koperasi Perkayuan Apkindo-MPI (Kopkapindo) 1,39%
- Pemegang saham lainnya 6,19%. (dtc)