Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Argentina diadang dua masalah serius jelang
menghadapi Ekuador dalam laga penentuan lolos tidaknya ke Piala Dunia
2018: gol dan oksigen.
Argentina masih berjuang lolos ke putaran final Piala Dunia di Rusia
tahun depan. Saat ini mereka tertahan di peringkat enam klasemen
kualifikasi zona CONMEBOL.
Lionel Messi dkk masih harus bersaing dengan Peru, Kolombia, Paraguay
dan Chile. Kemenangan jelas dibutuhkan saat menghadapi Ekuador di
Estadio Olimpico Atahualpa, Rabu (11/10/2017) pagi WIB, guna menjaga
peluang tersebut.
Namun Argentina dihadapkan pada masalah serius dalam laga nanti.
Masalah tersebut adalah gol dan oksigen.
Andai mau menang, Argentina tentu minimal harus bisa bikin gol. Namun
statistik yang dilansir Opta menyebutkan, tim besutan Jorge Sampaoli
itu kesulitan melakukannya dalam enam bulan terakhir.
Cuma satu gol dilesakkan Argentina sejak 24 Maret hingga pertandingan
melawan Peru 6 Oktober lalu. Itu pun lewat bunuh diri ketika
menghadapi Venezuela, 6 September lalu.
Namun setidaknya, Argentina bisa berharap bikin gol ke gawang Ekuador.
Pasalnya, gawang lawannya itu selalu kebobolan di lima laga terakhir
yang berakhir kekalahan di kualifikasi.
Selain gol, masalah lain Argentina saat menghadapi Ekuador adalah
lokasi pertandingan. Stadion Atahualpa atau yang kerap disebut Quito,
berada di ketinggian 2.782 meter atau 9.127 kaki di atas permukaan
laut.
Sulitnya bermain di lapangan yang terletak di dataran tinggi adalah
kadar oksigen yang tipis. Brasil merasakannya, ketika ditahan Bolivia
tanpa gol di Estadio Hernando Siles, La Paz, yang berada di ketinggian
3.637 meter di atas permukaan laut, pekan lalu.
Para pemain Selecao sampai harus mengenakan tabung oksigen usai
pertandingan. Neymar bahkan menyebutnya sebagai hal yang tidak
manusiawi.
Argentina punya pengalaman tidak menyenangkan saat bermain di dataran
tinggi. Pada 2013, ketika juga menghadapi Bolivia di La Paz, Messi
sampai muntah-muntah di lapangan dan Angel Di Maria harus ditandu
keluar karena kekurangan oksigen.
Kekalahan terakhir Argentina di fase kualifikasi kali ini juga didapat
di La Paz Maret lalu. Terlepas karena Messi absen karena dihukum
larangan bertanding, Argentina kalah juga karena faktor alam.
Tak ayal, Argentina perlu mengatasi masalah gol dan oksigen saat
menghadapi Ekuador nanti. Dalam kondisi demikian, wajarkah rasanya
berharap banyak pada Messi sang Messiah (penyelamat)? dtc