Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Semarang - Stefanus Martin (25), merupakan sosok pemuda
mandiri. Dia piawai membuat miniatur bus menggunakan bahan kayu lapis.
Hasil karyanya banyak diminati para kolektor dari berbagai daerah di
Indonesia.
Martin, panggilan akrabnya sehari-hari. Dia adalah lulusan SMKN 1
Bawen jurusan Mesin Pertanian. Warga Krajan RT 01/RW 01, Desa Asinan,
Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini menekuni
pembuatan miniatur bus secara otodidak sejak tahun 2012.
Pembuatan miniatur bus dengan bahan kayu lapis ini dilakukan sendiri.
Unruk membuat satu unit miniatur bus membutuhkan selama 3 minggu.
Hasil karyanya sangat detil dan dijual hingga sebesar Rp 2,5
juta/buah.
"Awalnya, saya suka dengan bus. Kesukaan terhadap bus itu sejak masih
anak-anak, terus sewaktu SMK praktik lapangan di Solo dari sini
(Bawen) naik bus," kata Martin saat ditemui di rumahnya
usai mengecat miniatur pesanan bus dari seseorang asal Ambarawa,
Selasa (10/10/2017).
Dia menceritakan saat membuat miniatur bus untuk koleksi pribadi
tersebut diketahui salah seorang temannya. Seorang teman tersebut
kemudian meminta dibuatkan. "Ternyata senang dengan hasil karya saya,"
katanya.
Menurutnya untuk miniatur bus biasa dijual Rp1,5 juta. Sedangkan untuk
bus yang tengah ngetren yakni model double decker lengkap dengan lampu
bisa menyala dan ada replika mesin dihargai Rp 2,5 juta.
"Pertama buatan saya jual Rp 800 ribu. Terus saya memanfaatkan media
sosial (medsos) baik Instagram maupun facebook untuk posting foto-foto
miniatur bus," kata Martin yang pernah bekerja di toko tanaman daerah
di kawasan Yogyakarta itu.
Usai pulang kerja di kos sewaktu bekerja di Yogyakarta, dia membuat
miniatur bus dengan peralatan seadanya seperti pisau cutter, pengaris
dan gergaji.
"Setelah saya berhenti bekerja, saya menekuni membuat miniatur bus
ini. Pesanan pun terus berdatangan, rata-rata satu bulan buat 3 unit,"
tutur anggota komunitas Bis Mania Community itu.
Seiring lajunya perkembangan medsos, pesanan datang pula dari Jakarta,
Medan, Pontianak maupun kota lainnya. Saat ini pun tren pesanan yang
double decker. Selain itu, meminta dibuatkan kaca bus depan dobel
seperti yang ngetren pada bus saat ini.
"Kalau untuk buat double decker modalnya habis sekitar Rp 700 ribu.
Saya jualnya Rp 2,5 juta," kata Martin yang telah membuat sekitar 70
miniatur bus sejak tahun 2012 itu.
Dia menambahkan ilmu sewaktu sekolah di jurusan Mesin Pertanian sangat
berguna dan mendukung. Hal itu ditunjukkan saat membuat skala untuk
perbandingan, baik itu menyangkut panjang, tinggi maupun lebar bus.
"Bus jenis SHD tinggi 17,5 cm, DH tinggi 16,5 cm dan double decker 19
cm, untuk lebarnya sama 12,5 cm. Sedangkan panjangnya berkisar 60-67
cm," pungkas Martin . dtc