Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang baru saja dilantik
Presiden Joko Widodo untuk kembali menjadi Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta, berbicara soal pengembangan provinsinya ke depan. Salah
satunya soal tambang pasir besi di Kulon Progo.
Menurut Sultan, saat ini sudah tak ada lagi pihak yang menolak
penambangan pasir besi di Kulon Progo. Sebagaimana diketahui,
penolakan penambangan pasir besi ini ramai bergolak sekitar lima tahun
lalu.
"Sebenarnya sekarang sudah tidak ada," kata Sultan saat jumpa pers di
kompleks Istana Kepresidenan, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa
(10/10/2017).
Untuk pengembangan tambang di situ di masa mendatang, Sultan tak ingin
aktivitas tambang hanya merusak lingkungan. Maka yang terpenting harus
ada smelter alias fasilitas pengolahan hasil tambang di situ.
"Sekarang saya sudah tidak mengizinkan pasir besi diambil
konsentratnya saja. Tidak boleh. Harus ada smelter. Industri mengolah,
karena di situlah (smelter) nilai tambahnya. Kalau ambil konsentrat,
hanya merusak lingkungan," tutur Sultan.
Hidup masyarakat petani adalah lahan pantai di area pertambangan itu.
Tambang pasir besi merusak lahan pertanian mereka. Namun Sultan
memastikan urusan dengan masyarakat tani di situ sudah selesai.
"Sudah selesai, sudah tidak ada. Begitu (ada proyek) international
airport, pindah ke situ demonya. Tapi sekarang sudah selesai," kata
Sultan.
Sebagaimana diketahui, yang dimaksud sebagai international airport
adalah pembangunan Bandara Kulon Progo yang diberi nama New Yogyakarta
International Airport.
Protes-protes terhadap tambang pasir besi Kulon Progo memang sering
dilakukan dengan cara demonstrasi. Sama halnya, proyek bandara itu
juga ditolak oleh petani setempat. dtc