Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengusulkan agar rencana Tol Bawen-Yogyakarta diubah menjadi jalan layang saja. Menurutnya, dari pada membangun Tol Bawen-Yogyakarta, lebih baik membangun Yogyakarta Outer Ring Road atau jalan lingkar luar Yogya saja.
"Kami mengajukan permohonan untuk Outer Ring Road," kata Sultan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (10/10) lalu.
Banyaknya situs-situs cagar budaya di sekitar rencana trase tol itu, kata dia bisa mengganggu keberlanjutan cagar budaya yang dilalui.
Kementerian PUPR sendiri kata dia menyepakati trase tol ini masuk ke DIY dari Muntilan Magelang, Jawa Tengah. Namun dari Muntilan ke Bawen, kata dia ada resiko dari letusan Gunung Merapi yang membayangi. Di perbatasan Magelang-DIY itu, terdapat Jembatan Krasak, kawasan yang menjadi jalan aliran lahar bila Merapi erupsi. Menurut Sultan, ini berbahaya bila dibangun jalan tol di situ.
"Jalan sekarang yang ada saja itu kalau Merapi muntah itu jalan itu dilewati (lahar) semua. Lah kalau membangunnya makin ke timur dan lewat Jembatan Krasak baru, ya risikonya jadi malah gede," ungkap dia.
Sebelumnya, Pemda DIY juga menawarkan agar jalan tol yang berada di DIY dibangun melayang. Alasannya agar tidak membuat Yogyakarta jadi terbelah dan menabrak pemukiman. Jika jalan tol tersebut membelah DIY atau melewati lahan masyarakat, dikhawatirkan akses masyarakat untuk kawasan tersebut akan tertutup sehingga bisa menimbulkan masalah sosial baru.
Proyek tol bernilai Rp 3,9 triliun ini sendiri saat ini masih dalam kajian yang dilakukan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Direktur Program KPPIP, Rainier Haryanto mengatakan, kajian yang masih dilakukan salah satunya adalah penetapan trase.dtc