Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Karangasem - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG) merekam aktivitas gempa tremor non-harmonik untuk
pertama kali sejak Gunung Agung di Karangasem, Bali berstatus awas.
"Tremor non-harmonik sering juga disebut spasmodic burst atau
spasmodic tremor adalah rentetan beberapa gempa vulkanik dimana satu
gempa muncul sebelum gempa sebelumnya selesai," kata Kepala Sub-Bidang
Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana
di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa gempa tremor non-harmonik terjadi sebanyak tiga
kali dengan durasi antara 80 sampai 140 detik sesuai pencatatan
seismometer pada (12/10) Pukul 12.00-18.00 Wita.
"Secara fisis hal tersebut (tremor non-harmonik) merefleksikan aliran
fluida magmatik berupa gas, liquid atau solid," ujar dia.
Namun, kata Devy, tidak semua tremor seperti itu diikuti letusan
kecuali jika sudah secara terus menerus terjadi.
"Manifestasi permukaan bisa hanya berupa pelepasan gas atau asap ke
permukaan," kata dia.
Sementara itu, PVMBG juga mencatat aktivitas kegempaan Gunung Agung
pada Pukul 12.00-18.00 Wita, telah terjadi 100 kali gempa vulkanik
dangkal, sebanyak 150 kali gempa tektonik dalam dan gempa tektonik
lokal sebanyak 14 kali.
PVMBG tetap mengimbau warga dan para wisatawan agar tetap berada di
zona aman dan menghindari wilayah sekitar Gunung Agung yang masuk
dalam zona merah.
Masyarakat, pendaki dan pengunjung atau wisatawan agar tidak berada
dan atau tidak melakukan pendakian serta aktivitas apapun di zona
perkiraan bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh
area di dalam radius sembilan kilometer dari kawah puncak.
Selain itu pula ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timur laut
dan Tenggara-Selatan-Barat Daya sejauh 12 km.ant