Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Eva Chairunisa mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas di pinggir rel. Bahaya tersambar kereta mengancam seperti yang dialami 2 pria yang ingin berfoto di pinggir rel pada Minggu (8/10).
"Jadi kita imbau agar tidak beraktivitas di jalur rel untuk menjaga keselamatan dan keamanan bersama," kata Eva, Jumat (13/10) malam.
Menurut Eva, imbauan hingga peringatan sudah berulangkali disampaikan. Tujuannya tentu untuk keselamatan.
"Kalau di setiap stasiun itu selalu kalau ada kereta datang pasti ada suara peringatan untuk mohon berdiri di belakang batas aman itu pasti ada setiap stasiun suara peringatan itu," ucap Eva.
Eva juga mengatakan sosialisasi selalu dilakukan setiap bulan, tak hanya di stasiun. Eva menyebut sosialisasi di jalur-jalur perumahan yang dekat dengan rel juga dilakukan.
"Kita setiap bulan secara berkala itu melakukan sosialisasi ke jalur-jalur perumahan masyarakat yang berdekatan dengan rel, juga sekolah-sekolah ya tujuannya sosialisasi tadi selain vandalisme kita juga mensosialisasikan agar tidak beraktivitas di jalur rel," ujar Eva.
Peristiwa tragis tersambarnya 2 pria itu terjadi pada Minggu (8/10) malam pukul 19.10 WIB. Lokasi kejadian ada di antara Tamankota-Pesing.
Identitas korban adalah Dedi Mulyadi, pria kelahiran Pemalang, 27 Mei 1993. Korban kedua adalah Burhanudin, pria kelahiran Pemalang, 15 Maret 1997.
Sebuah video yang memperlihatkan pria yang ingin berfoto di samping rel kereta api ramai dibagikan. Masalahnya adalah peristiwa mengerikan saat pria itu hendak berfoto. Bukan eksis yang didapat, pria itu malah tersambar kereta yang lewat dan terpental.
Eva pun turut mengimbau agar video itu tidak disebarkan lagi. Dia mengatakan kejadian itu menjadi contoh bahwa kegiatan seperti itu memiliki risiko tinggi.
"Kejadian itu contoh banget apa yang terjadi saat ini mereka itu nggak sadar foto, lama-lama akhirnya mendekat dan itu berbahaya. Masyarakat juga kita harap tidak memviralkan video itu karena kita pikirkan keluarganya, kasihan kan," kata Eva.(dtc)