Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Samosir. Selain kemarau, sudah hampir seminggu lamanya Kabupaten Samosir disertai angin kencang, yang menimbulkan keresahan dan kekawatiran bagi petani, khususnya petani padi, karena musim tanam akan terlambat.
"Menurut biasanya, di bulan Oktober lahan sudah siap diolah. November dan Desember, kita sudah mulai menanam. Tapi melihat kondisi cuaca saat ini, kemarau disertai angin kencang, kita khawatir musim tanam terlambat. Bahkan hingga saat ini, benih pun belum kita tabur," tutur petani A Jekson Sitanggang kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (18/10/2017), di Desa Pardugul, Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Selain karena kemarau, lanjutnya, kekhawatiran juga dikarenakan banyak pekerjaan fisik di desa, seperti peningkatan irigasi pertanian belum selesai dikerjakan.
"Kekhawatiran lain selain kemarau, irigasi pertanian sedang dikerjakan dan belum selesai. Ini juga akan mengganggu waktu tanam. Kalaupun turun hujan, irigasi belum dapat difungsikan. Kemudian, akibat minimnya operator hand traktor," ungkap A Jekson.
Dirinya berharap, hal ini menjadi pertimbangan bagi pemerintah daerah. "Pertanian kita masih bergantung pada cuaca. Sebagai masyarakat petani, kita berharap perhatian pemerintah daerah," tutupnya.
Sebelumnya, untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Samosir, Kepala Dinas Pertanian Erkanus Simbolon kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (28/09/2019) mengatakan, pihaknya sudah mengajukan permohonan ke Kementerian Pertanian untuk kelengkapan sarana dan prasarana pertanian.
"Yang kita sampaikan dalam usulan itu, untuk pembangunan embung besar di pulau, pembangunan irigasi-irigasi tersier, pupuk berkualitas, pompa air, dan benih-benih berkualitas untuk meningkatkan produktivitas pertanian Samosir," ucap Erkanus Simbolon.
Pantauan medanbisnisdaily.com, hingga saat ini, masih banyak lahan pertanian di seputaran Desa Pardugul, Panampangan dan Parlondut, Kecamatan Pangururan, belum diolah.