Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Bogor. Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Timotius Rinanda tewas saat berenang di kolam renang Tirta Kencana Bogor. Pengelola kolam renang menyebut Timotius datang dan berlatih renang bersama teman-teman dan seniornya.
"Mereka datang pagi-pagi, sekitar jam 07.00 WIB Ada sekitar 40-an orang yang datang ke sini. Saya tahu itu mahasiswa. Kan saya juga kenal ada seniornya atau siapa gitu yang sering ke sini, dateng bareng mahasiswa-mahasiswa itu," kata Wati, pengelola kolam renang Tirta Kencana saat ditemui detikcom, Jum'at (20/10/2017).
"Seniornya yang sering ke sini latihan menyelam, latihan diving," tambahnya.
Wati mengaku tidak tahu menahu bagaimana kronologi kejadian yang dialami Timotius. Ia hanya mengetahui kejadian ketika Timotius sedang dibawa oleh teman-temannya sekitar pukul 11.00 WIB.
"Saya sempat tanya, mereka bilang itu dia (Timotius,red) cuma pingsan katanya. Terus dibawa ke rumah sakit, saya nggak tahu lagi bagaimana kejadiannya," kata Wati.
Sementara Jamal (22), anak kandung dari Wati yang saat kejadian bertugas menjaga loket di kolam renang Tirta Kencana menyebut, ia sempat menanyakan siapa pelatih atau mentor para mahasiswa itu. Namun, katanya, para mahasiswa itu mengaku tidak ada mentor atau pelatih.
"Mereka bilang nggak ada mentornya, maksudnya kan supaya ada yang tanggungjawab. Mereka jawab nggak ada mentor, padahal saya tahu itu pasti ada. Kan saya sempat lihat mereka dikumpulin terus dikasih pengarahan. Kalau bukan mentor atau senior, terus siapa itu yang kasih pengarahan ke mahasiswa itu," kata Jamal.
Kolam renang Tirta Kencana merupakan kolam yang berada di lahan milik pribadi orangtua Wati. Awalnya, kolam tersebut dibangun hanya untuk keluarga. Di tengah perjalanan, kolam tersebut juga sempat dijadikan lokasi untuk pemancingan umum.
"Kalau dibangunnya sejak tahun 2000, pas krisis itu. Dibangun buat pribadi, buat keluarga. Terus jadi tempat pemancingan. Baru sejak sekitar 10 tahun lalu ini jadi kolam renang lagi. Kita butuh biaya perawatan, makanya dibuka untuk umum, ada tiket masuknya," kata Wati.
Wati menyebut, kolam renang milik keluarganya itu memang kerap didatangi mahasiswa IPB untuk belajar berenang dan menyelam. Biasanya, kata Wati, mereka selalu didampingi oleh senior-seniornya.
"Mahasiswa itu yang kelautan itu biasanya yang datang, latihan renang, latihan menyelam. Tapi kadang ada juga yang bukan mahasiswa, kalau anak-anak juga ada kalau Sabtu-minggu," katanya. (dtc)