Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Cirebon. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI sedang menyiapkan formula untuk mengembalikan produksi kerajinan rotan menjadi industri skala nasional. Selain melarang adanya ekspor bahan baku rotan, Kementrian Perindustrian juga sedang menyusun regulasi untuk menata pemanfaatan bahan baku rotan.
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan pengusaha rotan dan pemerintah pusat sudah membicarakan terkait akses penghubung untuk bahan baku rotan dari luar jawa, seperti Kalimantan, Sumatera, dan Palu untuk diarahkan ke Cirebon.
"Kita ingin menjadikan Cirebon ini menjadi pusat. Kita akan berencana akan membangun gudang rotan dan lahan untuk dijadikan kawasan industri rotan seluas 200 hektar," ucap Panggah usai memberikan sambutan di acara Cirebon Internasional Furniture Expo (Cifex) 2017 di Kampung Wisata Galmantro Desa Tegalwangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (21/10).
Selain rencana pembangunan gudang dan penyediaan lahan, sambung dia, pihaknya juga berencana akan merelokasi kawasan industri kerajinan rotan yang berada di Fusan, China untuk dipindahkan Indonesia. Ekspor bahan baku rotan ke China pun, diakuinya sudah diberhentikan.
"Rencananya tanggal 20 November akan berkunjung ke China bersama Bupati Cirebon untuk membahas relokasi kawasan industri rotan. Kita sudah siapkan semua, tinggal pembicaraan antara pemerintah RI dengan China saja," kata Panggah.
Dia menyebutkan relokasi kawasan industri Rotan tersebut ditargetkan rampung pada 2018 mendatang.
"Kalau sudah direalisasikan produksi kerajinan rotan di Indonesia akan mengalami peningkatan. Prediksinya per tahun Cirebon akan mampu mengekspor 4.000 kontainer per tahunnya, sekarang kan hanya mencapai 1.500 per tahunnya," ujar Panggah. (dtf)