Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Unjuk rasa ratusan pengemudi beca motor (yang tergabung dalam Solidaritas Angkutan Transportasi Umum (SATU) cuma bersemangat di saat persiapan. Ketika pelaksanaan, terutama di tahapan perundingan dengan pihak pemerintah, tak bernyawa. Jadinya, anti klimaks.
Pantauan medanbisnisdaily.com saat enam perwakilan SATU berunding dengan utusan Gubernur Sumut Erry Nuradi (Selasa, 24/10/2017), Idris Cs kalah cerdas. Mereka "cuma" diterima Staf Ahli bidang hukum Nouval Mahyar dan pejabat level bawah Dishub Sumut, Iswar.
Idris merupakan Kordinator Aksi SATU menggantikan Johan Merdeka yang dikabarkan tengah diciduk kepolisian Selasa dinihari dari rumahnya di Jl. Pintu Air, Medan.
Menanggapi tuntutan Idris dkk yang berisi delapan poin, di mana intinya adalah hentikan operasional angkutan online, Nouval dan Iswar tak memberikan solusi apapun. Apalagi para pengemudi betor tak terlihat ngotot memperjuangkan tuntutannya.
Nouval pun menggunakan jurus lama yang lazim digunakan para pejabat ketika menghadapi pengunjuk rasa.
"Nanti akan kita buat pertemuan yang menghadirkan semua pihak terkait. Ada Kadis Perhubungan, ada Dirlantas Poldasu dan sebagainya. Kalian pun pasti diundang," ujar Nouval.
Selanjutnya Nouval "berpura-pura" meminta seluruh perwakilan SATU untuk menuliskan nama berikut nomor kontak yang bisa dihubungi.
"Biar nanti kami tak salah kirim kalau menyampaikan undangan," papar Nouval.
Idris dan yang lainnya berhasil "dijinakkan". Perundingan berakhir tanpa hasil atau nihil bagi ratusan pengemudi betor yang terpaksa mengabaikan pekerjaannya demi "menutup" kenderaan berbasis aplikasi.