Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Bank Indonesia (BI) menilai penguatan dolar AS tak hanya terjadi terhadap rupiah, tetapi juga mata uang negara lain. Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) terpampang dolar AS sebesar Rp 13.630, menguat 70 poin dibandingkan hari sebelumnya Rp 13.560.
Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan ada dua penyebab menguatnya dolar AS yakni secara fundamental maupun teknikal.
Dia menjelaskan secara fundamental penguatan terjadi karena ekonomi AS terus menguat bahkan lebih dari perkiraan berbagai indikator baik manufacturing index atau yang menunjukkan bahwa ekonomi AS cukup kuat.
"Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi itu, ada tendensi The Fed akan meningkatkan suku bunga pada Desember. Kemudian mereka juga akan mengurangi neracanya," kata Perry di Gedung BI, Jumat, (27/10).
Kemudian faktor kedua adalah bursa pemilihan kepala The Fed yang baru, dia menjelaskan selain Janet Yellen, John Taylor dan Jerome Powell.
"Pasar memandang Taylor dan Powell adalah kandidat kuat dan hawkish yakni berani mengambil kebijakan-kebijakan moneter. Mereka dinilai lebih berani dibanding Yellen, itu sebabnya tidak hanya dolar menguat tapi juga suku bunga US Treasury Bill juga naik," ujar Perry.
Lalu faktor ketiga adalah rancangan undang-undang (RUU) pajak Presiden AS, Donald Trump, kemungkinan bisa bergulir. Dengan stimulus fiskal baik pengurangan pajak dan tambahan pengeluaran spending akan mendorong lebih lanjut pemulihan ekonomi AS.
"Faktor itulah yang menyebabkan kenapa dolar menguat. Tapi penguatan tak hanya terjadi di Indonesia negara lain juga mengalaminya," imbuh dia.
Perry mengatakan, BI tetap memegang komitmen untuk langkah-langkah stabilisasi nilai tukar agar perkembangannya tetap terjaga dan tidak menyimpang dari sisi fundamentalnya.
"Stabilisasinya tidak hanya intervensi di pasar valas, tapi beberapa hari terakhir kami sudah mulai melakukan pembelin SBN di pasar sekunder. BI akan terus melakukan stabilitas kurs," kata dia.
Menurut dia, BI juga terus melakukan upaya pendalaman pasar uang dan valas, termasuk memperbanyak swap hedging di luar dolar AS. Seperti Yen dan Euro. Kemudian akhir Desember tahun ini BI akan menyiapkan lindung nilai untuk Renminbi. (dtf)