Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Surabaya. Setelah memastikan identitas kerangka manusia yang ditemukan di sumur tua di Taman, Sidoarjo, polisi juga memastikan bahwa kerangka tersebut adalah korban pembunuhan. Polisi sudah menangkap pelakunya.
Polisi menangkap dua orang yang menjadi pelaku pembunuhan terhadap Andi Prawangsa (19). Mereka adalah Abu Dawud (27), warga Krian, Sidoarjo dan M Ghofur (25), warga Taman, Sidoarjo. Kedua pelaku merupakan teman korban.
Dawud diamankan di pasar Sepanjang saat sedang mengamen, sekitar jam 8 malam, Kamis (26/10/2017). Sedangkan Ghofur diamankan di kosnya di daerah Taman sekitar jam 3 subuh (Jumat, 27/10/2017).
Motif dari pembunuhan tersebut adalah cemburu. Dawud cemburu pada korban yang dekat dengan istrinya.
"Saya membaca SMS di HP istri. Andi (korban) mengajak istri saya keluar, dan menggunakan panggilan sayang," ujar Dawud kepada wartawan, Jumat (27/10/2017).
Hal ini membuat Dawud emosi dan merencanakan penganiayaan. Untuk melaksanakan niatnya, Dawud mengajak rekan satu komunitas pengamen punknya untuk menganiaya Andi.
"Diajak ketemuan di Aloha, lalu dibawa ke dua tempat lainnya untuk dicek apa benar Andi dekat dengan sang istri. Lalu dari sana baru dibawa ke TKP," ujar Kompol Danny Yulianto, Katimsus yang menangani kasus ini.
Menurut keterangan warga sekitar, lahan kosong bekas areal perumahan tersebut memang telah menjadi markas komunitas punk Dawud dan Ghofur.
Di lokasi, korban dianiaya oleh Dawud, Ghofur, dan teman lainnya, berjumlah 10 orang. Mereka menganiaya korban dengan tangan dan batu hingga tewas.
Saat dianiaya, korban hanya mengenakan celana dalam, sementara bajunya telah dibuang entah kemana. Puas menganiaya, beberapa pelaku pulang dan sebagian masih di lokasi karena mereka tak memiliki rumah. Sementara korban yang sudah menjadi mayat ditinggalkan di salah satu rumah kosong di sekitar lokasi.
Keesokan harinya mereka menemukan tubuh Andi telah kaku. Salah seorang berinisiatif untuk menyiram korban dengan air panas agar tampak lemas, namun tidak berhasil.
"Mereka bingung mau buang kemana mayatnya hingga akhirnya membuang mayat korban di sumur tua sekitar areal tersebut," ujar Kasubdit III Jatanras Polda Jatim, AKBP Boby Paludin Tambunan.
Dawud memakaikan bajunya pada jenazah korban dan melilitkan seprei. Jenazah korban kemudian ditumpuk dengan reruntuhan dan kemudian sumur ditutup dan dicor agar tidak tercium baunya.
Polisi masih terus melakukan penyelidikan dan menyinkronkan data dari tersangka yang sudah ada. Sementara, polisi sedang menunggu hasil labfor lebih lanjut dan hasil tes DNA keluarga korban.
"Kami sudah lakukan tes DNA pada ayah, ibu dan adik korban, lalu mencocokkannya dengan DNA pada tulang yang ditemukan. Kira-kira dua minggu lagi hasilnya keluar," ungkap Boby. (dtc)