Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Banyuwangi. Partai Demokrat belum memutuskan mendukung Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jatim. Namun, Demokrat menginginkan jatah bakal cawagub. Pilihannya dari wilayah Mataraman.
Beberapa tokoh dari wilayah Mataraman pun dipilih untuk diajukan kepada para kiai yang membentuk Tim 17.
Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Renvill Antonio mengatakan, munculnya duet pasangan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Abdullah Azwar Anas memicu masyarakat Mataraman merasa khawatir. Karena keduanya adalah orang Tapal Kuda dan sama-sama orang NU sehingga tidak ada keterwakilan dari Mataraman.
"Mataraman khawatir siapa yang akan memikirkan mereka. Wayang kulit dan Campursari siapa yang akan melestarikan?, makanya kita ingin kader dari Mataraman mendampingi Khofifah nanti," ujar Renvill, usai melantik pengurus DPC Demokrat Banyuwangi di Rogojampi, Minggu (29/10/2017).
Demokrat yang memiliki 13 kursi di DPRD Jatim mengajukan beberapa nama ke Tim 17 yang dinilai pantas menjadi pendamping Khofifah. Nama-nama tersebut berasal dari kader dan non kader partai Demokrat.
"Ada beberapa nama yang sudah kita ajukan. Diantaranya Emil Dardak Bupati Trenggalek, Oni Anwar Wabup Ngawi, Nurwiyatno (Birokrat Pemprov Jatim) dar luar kader Demokrat. Sementara ada juga Safiin, Masykur dan saya sendiri yang diajukan untuk diistikharahi oleh para kyai dari tim 17," tambahnya.
Meski sejumlah nama disodorkan, Partai Demokrat tetap akan menyerahkan keputusan tersebut kepada tim 17 dan Khofifah. Karena saat ini menurutnya, Partai Demokrat masih belum mengeluarkan rekomendasi kepada Khofifah Indar Parawansa.
"Khofifah masih kita siapkan dan dimatangkan. Sudah 90 persen rekomendasi itu bakal diserahkan ke Khofifah," pungkasnya.
Renvill juga menanggapi potensi calon ke tiga, selain Gus Ipul dan Khofifah. Ia menilai wacana memunculkan nama baru oleh Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN) tidak akan laku 'dijual' di Jawa Timur.
Sesuai dengan beberapa survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei, hanya ada tiga nama yang muncul.
"Sudah tidak ada lagi selain nama Gus Ipul, Khofifah, Risma dan La Nyala. Sebenarnya ada empat, satu Bu Risma sudah mengatakan tidak untuk Pilgub Jatim. Tidak ada lagi nama yang elektabilitasnya sama dengan mereka," ujar Renville.
Saat ini, kata Renvill masyarakat sudah dalam taraf titik jenuh dalam memilih nama calon Gubernur dan Wakil Gubenur. Sehingga jika disodori nama-nama lain dipastikan tidak akan bisa melewati elektabilitas tiga nama besar hasil survei tersebut.
"Ini sudah mengerucut. Dan jika dipaksakan bakal kesulitan untuk melampaui elektabilitas mereka," tambahnya.
Yang paling menarik, kata Renvill, saat ini elektabilitas Gus Ipul sudah merangkak naik. Ini lantaran Gus Ipul sebagai calon gubernur sudah mendapatkan gandengan, yakni Bupati Banyuwangi Abdullah Azwae Anas. Sementara elektabilitas Khofifah masih stagnan.
"Jika nanti ada pendampingannya pasti elektabilitas Khofifah meningkat. Kalau tidak nama ketiga yang mereka munculkan. Ya La Nyalla," tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto sepakat akan memunculkan calon alternatif di Pilgub Jawa Timur. Siapakah calon alternatif itu?
"Kalau Jatim, PAN cenderung ke Khofifah kalau dua tarung ini. Tapi kemarin katanya Pak Zul sama Pak Prabowo Insyaallah akan menimbulkan calon alternatif," ujar Sekretaris Fraksi PAN DPR Yandri Susanto di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (23/10). (dtc)