Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan suku bunga di perbankan nasional masih bisa turun. Meskipun bunga acuan tak lagi memiliki ruang untuk penurunan.
Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan menjelaskan penurunan bunga di perbankan masih bisa terjadi.
"Kalau bunga acuan memang agak terbatas, karena inflasi saja berada di kisaran 4%, jadi bunga acuan memang ruang penurunanya agak kecil," kata Fauzi dalam acara Economic & Capital Market Outlook 2018, di Financial Hall, Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Dia mengatakan, suku bunga simpanan atau kredit perbankan masih bisa turun jika ada persaingan ketat antar bank. "Bunga di pasar bisa saja turun kalau persaingan ketat. Membaiknya risiko Indonesia dan imbal hasil SBN terus turun," ujar dia.
Fauzi menjelaskan, perbankan bisa memasuki era bunga satu digit jika bank menekan net interest margin (NIM) atau pendapatan bunga bersih. Menurut dia saat ini NIM di Indonesia adalah salah satu yang paling tinggi di ASEAN.
"Kalau NIM bisa diciutkan bunga kredit bisa lebih kecil bahkan single digit. Tapi ini juga tergantung dari mekanisme pasar," jelas dia.
Pada Januari 2017, suku bunga kredit tercatat sebesar 12,03%, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 12,04%. Kemudian per Agustus 2017 rata-rata suku bunga kredit perbankan tercatat sebesar 11,68%.
Sepanjang Januari-Agustus 2017 penurunan bunga kredit 125 basis poin (bps) atau 1,25%. Bunga kredit pun masih double digit dan di kisaran 11%. (dtc)