Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Seratusan pengawas sekolah tingkat TK, SD, dan SMP Kota Medan yang tergabung dalam Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI) Kota Medan menyeser Kantor Walikota Medan. Mereka masuk ke dalam kantor walikota untuk menemui Walikota HT Dzulmi Eldin.
Seratusan pengawas yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) itu menduduki halaman Kantor Walikota Medan sejak pukul 09.00 WIB. Karena tidak direspons hingga menjelang sore, mereka meminta agar Walikota Medan menemui mereka untuk membicarakan soal revisi Perwal 44 tahun 2017 yang sudah disepakati.
Aksi pun semakin memanas tatkala Kasatpol PP M Sofyan yang menemui demonstran tidak bisa memastikan pertemuan dengan walikota.
"Kami ingin mempertanyakan terkait revisi Perwal 44 tahun 2017. Perwal ini dianggap tidak mengakomodir penghasilan pengawas," kata Ketua Tim Perjuangan Perwal 44 Tahun 2017, Sri Panda.
Sri Panda mengatakan, pengawas sekolah setara dengan kepala seksi, maka tuntutan yang diajukan adalah adanya dana penghasilan tambahan TPP Rp 5 juta per bulan.
Tunjangan TPP, katanya, berdasar hasil rapat dengar pendapat (RDP) Komisi B DPRD Medan dengan APSI Kota Medan pada 9 Oktober, sehingga harusnya sudah terealisasi tiga hari setelah itu. Namun, hingga kini TPP tersebut belum terealisasi dan dihapuskan.
"Kalau ini tidak ada solusi dan titik temunya, kami akan datang lagi Senin depan. Jumlah kami ada 206 pengawas," ucapnya.
Kasatpol PP M Sofyan didampingi Sekretaris Satpol PP Rahmad Harahap akan menyampaikan aspirasi para guru itu ke walikota.
Sofyan meminta kepada para guru agar membubarkan diri dan meninggalkan kantor walikota.
"Saya minta ini disudahi. Saya janji akan sampaikan aspirasi bapak-bapak dan ibu-ibu ke Walikota kalau ingin bertemu. Tapi saya tidak bisa janjikan kapan pastinya, tapi saya janji saya sampaikan," tegas Sofyan.
Sofyan pun kemudian keluar menuju halaman kantor walikota dan mencabut seluruh atribut demo seperti spanduk, yang diikuti anggota Satpol PP.
"Tinggalkan kantor Walikota Medan ini. Kalau mau aksi boleh, tapi di luar. Bukan di dalam Kantor Walikota Medan. Tolong bapak, ibu jaga ketertiban," tegas Sofyan.
Instruksi Sofyan itu membuat para pengawas berang. Aksi tarik-menarik pencopotan spanduk dan alat peraga demo antara demonstran dan Satpol PP pun sempat terjadi. Bahkan sejumlah masa masuk ke dalam kantor untuk memastikan keberadaan Walikota Medan HT Dzulmi Eldin yang tidak berada di kantor saat itu.
Setelah itu, Satpol PP pun mengembalikan spanduk dan menyuruh para aksi meninggalkan kantor Walikota Medan.