Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Indonesia bisa menjadi pusat ekonomi syariah di dunia. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan ada sejumlah cara untuk bisa mewujudkan target tersebut.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan untuk mendorong perkembangan ekonomi syariah maka harus menciptakan ruang untuk 'penumpang'
"Jadi jangan sampai Indonesia hanya menjadi pasar dan objek pemasaran saja. Kita harus mengembangkan, misalnya pesantren untuk ekonomi syariah," kata Perry sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (3/11/2017).
Menurut dia, pesantren adalah basis awal untuk mengembangkan potensi ekonomi syariah. Selain pesantren juga bisa dibentuk asosiasi dari setiap sektor misalnya travel, restoran hingga logistik yang syariah.
Perry menjelaskan, harus mengembangkan produk keuangan agar mendorong pertumbuhan ekonomi.Sejumlah cara tersebut harus ditopang dengan edukasi, kampanye dan sosialisasi yang baik ke masyarakat.
"Kalau di pesantren selain pendidikan agama juga harus ada kurikulum untuk ekonomi. Di perguruan tinggi juga ada yang sudah disertifikasi ilmu keuangan syariahnya," jelas dia.
Dia menjelaskan, edukasi dan kampanye juga penting. Misalnya dengan mengampanyekan kepada masyarakat pola hidup halal. "Kampanyenya harus bagus, misalnya tidak kece kalau tidak halal. Jadi tidak hanya barokah menjadi manusia tapi juga harus maju dan berkembang," jelasnya.
Pada 2015, volume industri halal global mencapai US$ 3,84 triliun dan diperkirakan mencapai US$ 6,38 triliun pada 2021. Sementara itu di Indonesia, meskipun pertumbuhan keuangan syariah tercatat tinggi, posisi Indonesia dalam Global Islamic Economic Indicator 2017 masih berada pada urutan ke-10.
Jika dilihat asetnya, masih sangat kecil, misalnya pasar perbankan syariah pada 2016 baru mencapai 5,3%, masih kecil sekali bila dibandingkan seluruh aset industri perbankan nasional di Indonesia. Capaian ini masih berada jauh dibawah negara-negara lain seperti Arab Saudi 51,1%, Malaysia 23,8%, dan Uni Emirat Arab 19,6%.
Selama 2016, industri keuangan syariah nasional mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 29,84%. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Agustus 2017, total aset keuangan syariah
Indonesia (tidak termasuk Saham Syariah) mencapai Rp 1.048,8 triliun, yang terdiri aset Perbankan Syariah Rp 389,74 triliun, IKNB Syariah Rp 99,15 triliun, dan Pasar Modal Syariah Rp 559,59 triliun.
Jumlah tersebut jika dibandingkan dengan total aset industri keuangan yang mencapai Rp 13.092 triliun, maka market share industri keuangan syariah sudah mencapai 8,01%.
Produk Syariah Indonesia Tertinggal
Indonesia adalah salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Namun untuk produk-produk syariah, Indonesia dinilai masih kalah dibandingkan negara tetangga. "Apa kita sebagai muslim bisa terima itu? Ini sangat urgen karena pendapatan kelas menengah makin besar, sehingga kebutuhan makanan, fesyen, kosmetik, rekreasi halal makin tinggi," kata Perry.
Untuk pemenuhan tersebut, Indonesia dinilai masih kurang jika dibandingkan negara lain. Dia menceritakan, Thailand bercita-cita untuk menjadi halal kitchen of the world. "Mulai dari beras sampai bumbu mereka sertifikasi masal secara halal. Apakah kita mau terima bumbu impor dari Thailand padahal di sini juga bisa membuat?," imbuh dia.
Kemudian, Perry menjelaskan, China juga telah menjadi penyuplai fesyen syariah terbesar di dunia. Australia jadi penyuplai daging halal ke seluruh dunia, kemudian Korea Selatan yang sudah gencar mengampanyekan
halal tourism.
"Kenapa Indonesia tidak bisa menyuplai itu semua? Memang Indonesia masih proses. Untuk itu ada sejumlah strategi agar bisa terwujud," jelas dia.
Ketua Umum Partai Keadilan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menjelaskan untuk mewujudkan ekonomi syariah maka diperlukan sebuah sistem ekonomi yang inklusif.
Dalam hal ini, kehadiran sistem keuangan syariah dipandang sebagai sistem yang tepat. Pasalnya, sistem tersebut berlandaskan nilai-nilai keadilan, kebersamaan dan keseimbangan dalam menggerakkan roda perekonomian.
"Jika industri keuangan syariah betul-betul didorong, diperkuat dan terus dikembangkan, maka keuangan syariah akan dapat menjadi salah satu solusi utama dalam pembiayaan pembangunan di negara Indonesia, baik untuk pembangunan ekonomi umat, infrastruktur, maupun dalam pembiayaan program pengentasan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan sosial," pungkasnya.dtc