Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Saham-saham dari emiten yang baru melantai di pasar modal tengah menjadi primadona. Banyak saham saham anyar tahun ini meroket sangat drastis.
Seperti misalnya PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) yang menawarkan sahamnya di harga Rp 375 saat mencatatkan sahamnya pada 5 Oktober 2017. Namun pada saat 20 Oktober 2017 harga saham KIOS sudah mejeng di level Rp 3.310 atau naik 782%, hampir 8 kali lipat.
Lalu PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) menawarkan harga sahamnya Rp 1.385 pada pencatatan 1 November 2017. Lalu pada 3 November 2017 atau 3 hari berselang saham MCAS sudah menguat 98,5% ke level Rp 2.750.
Ada pula PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) yang menawarkan sahamnya di level Rp 140 pada saat pencatatan 16 Oktober 2017. Selang 15 hari atau 31 Oktober 2017 saham ZINC menguat 1.135% ke level Rp 1.730.
Kemudian ada PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI) yang mencatatkan sahamnya pada 11 Oktober 2017 dengan harga penawaran Rp 100. Lalu pada 20 Oktober 2017 atau 9 hari hari setelahnya menguat 585% ke level Rp 685.
Namun kondisi tersebut berbeda dengan nasib anak BUMN yang melakukan IPO tahun ini. Seperti saham PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) justru terus melemah.
Bahkan pada saat pencatatan saham GMFI langsung turun 17,6% dari harga penawaran Rp 400 menjadi Rp 340. Padahal GMFI termasuk emiten anak BUMN yang justru dinantikan oleh pelaku pasar. dtc