Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Cilegon. Puluhan industri yang berdiri di Kota Cilegon, Banten, menghasilkan lebih dari 6.000 ton limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Limbah itu dihasilkan setiap 3 bulan.
Hal itu sesuai laporan manifes dari seluruh perusahaan yang ada di Cilegon yang diterima Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Cilegon.
"Lebih dari 6.000 ton itu per triwulan, mereka laporan kan per triwulan," kata Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Teddy Soeganda kepada wartawan seusai acara Sosialisasi Manifesto Elektronik di Kota Cilegon, Selasa (14/11/2017).
Jika dijumlah per tahun, puluhan pabrik menghasilkan limbah B3 sebesar 24 ribu ton. Limbah berbahaya yang dihasilkan kemudian 'dilempar' ke perusahaan pengolah limbah.
Di Cilegon, ada satu perusahaan pengolah limbah B3. Selebihnya, limbah berbahaya itu biasanya di kirim ke PPLI (Prasada Pramunah Limbah Industri) yang ada di Bogor, Jawa Barat.
"Bukan ke PPLI saja, semua dikirim ke pengolah limbah B3. PPLI itu salah satu perusahaan saja yang punya pengolahan dan penimbunan. Kalau yang lain pengolah limbah B3 itu hanya punya pengangkutan itu dikirim ke pengolahan," tambah Teddy.
Belakangan ini, kata Teddy, perusahaan, baik penghasil maupun pengolah limbah, semakin patuh terhadap peraturan yang ada. Masalahnya, kata dia, sanksi yang diterapkan pemerintah saat ini sudah terbilang tegas apabila ada perusahaan nakal perihal pengelolaan limbah berbahaya.
"Apalagi sekarang perusahaan makin patuh, baik itu perusahaan penghasil, pengangkut, maupun pengolah, makin patuh karena ada sanksi-sanksi hukum. Kalau dulu barangkali dari sisi penghasil ada limbah B3 yang tidak dikirim kepada yang punya izin pengolahan mungkin ada juga," katanya.
Konsekuensi logis terhadap perusahaan yang tak patuh terkait pengelolaan limbah ialah turunnya nilai proper yang akan berdampak pada bisnis perusahaan terkait.
"Sesuai peraturan ada konsekuensinya, minimal proper nanti ada sanksinya, penilaian proper kan salah satu yang paling berat di limbah B3," tandasnya. (dtc)