Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Banyumas. Untuk memenuhi kebutuhan stok kedelai di tingkat Nasional, Perum Bulog membangun 13 gudang kedelai di seluruh Indonesia. Salah satu gudang dibangun di Banyumas, yang merupakan salah satu daerah sentra kedelai.
"Pembangunan gudang kedelai dengan kapasitas setiap gudang 3.500 ton. Ditempatkan di lokasi sentra produksi dan konsumen kedelai seperti di Banyumas," kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Karyawan Gunarso, kepada wartawan seusai peletakan batu pertama pembangunan gudang kedelai di komplek Gudang Bulog, Desa Klahang, Sokaraja, Banyumas, Kamis (16/11/2017).
Menurut dia, pembangunan 13 gudang kedelai yang tersebar di Indonesia, merupakan salah satu realisasi Penyertaan Modal Negara (PMN) yang direncanakan dapat dioperasikan pada lima bulan mendatang.
Berdasarkan Perpres Nomor 48 Tahun 2016, tentang penugasan Perum Bulog dalam rangka ketahanan pangan nasional, maka untuk menjaga ketersedian pangan dan stabilisasi harga pangan ditingkat konsumen dan produsen Perum Bulog harus dilengkapi infrastruktur. Salah satunya adalah keberadaan gudang untuk menampung hasil pertanian pasca panen terutama padi, jagung, dan kedelai.
"Perum Bulog mendukung program prioritas nasional dalam rangka mendukung kedaulatan pangan, pembangunan infrastruktur dan konektivitas serta kemandirian ekonomi nasional," ujarnya.
Dia menjelaskan, pengembangan infrastruktur pascapanen ini memang kegiatan terbesar yang pertama kali dilakukan Perum Bulog selama 14 tahun terakhir. Untuk pembangunan gudang pada lahan eksisting milik perum Bulog ini rencananya akan di lakukan di wilayah kerja divisi regional dan subdivisi regional.
Pada akhir Desember 2016 Perum Bulog mendapatkan tambahan dana PMN sebesar Rp 2 triliun yang diperuntukan pengembangan infrastruktur pasca panen padi, jagung, dan kedelai.
PMN sebesar Rp 2 triliun tersebut digunakan untuk peningkatan penyerapan hasil panen gabah petani melalui pembangunan Modern Rice Milling Plant di sentra produksi padi. Kemudian dana itu digunakan juga untuk membangun 16 unit mesin rice to rice, untuk meningkatkan kemampuan serapan dan pengelohan beras lokal.
Tak hanya itu, dibangun juga 11 unit driying centre dan 64 unit penyimpanan jagung, serta membangun 13 unit gudang kedelai di sentra produksi kedelai.
Asisten Perekonomian Pembangunan (Asekbang) Pemkab Banyumas, Didi Rudwiyanto dalam kesempatan yang sama menambahkan, pihaknya menyambut baik pembangunan gudang kedelai di wilayahnya. Dia menyebutkan konsumsi kedelai di Banyumas mencapai 16 ribu ton pertahun.
Dijelaskan juga, untuk memenuhi kebutuhan kedelai, Pemkab Banyumas juga menyiapkan lahan 10.000 hektar lahan pertanian milik petani. Dari luas lahan tersebut, saat ini yang baru digunakan ada 1.600 hektare.
"Kebutuhan konsumsi kedelai di Banyumas pertahun mencapai 16 ribu ton, sedang produksi per tahun hanya 1.500 ton," kata Didi. (dtc)