Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta . Pertumbuhan ekonomi Filipina di kuartal III-2017 tercatat sebesar 6,9%. Angka ini merupakan salah satu pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara-negara Asia lainnya.
Pertumbuhan ekonomi di tahun ini yang mampu menembus di atas perkiraan sekitar 6,5% didorong oleh hasil produk industri dan jasa yang kuat sebagaimana diungkapkan badan statistik pada Kamis (16/11).
Bank Sentral Filipina masih meyakini kebijakan moneter saat ini masih sesuai dengan perkembangan yang ada. Ekonom memandang peningkatan harga imbas dari kuatnya permintaan memungkinkan adanya pengetatan kebijakan ke depan.
Sekretaris Perencanaan Ekonomi, Ernesto Pernia mengungkapkan ia cukup optimistis target pertumbuhan di kisaran 6,5-7,5% di tahun ini bisa tercapai, didukung oleh belanja pemerintah, kinerja ekspor, dan hasil pertanian.
"Kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai target tahun penuh," kata Pernia seperti dilansir dari Reuters, Jakarta, Jumat (17/11).
Para investor juga menyambut baik di rilisnya data pertumbuhan ekonomi tersebut, Philippine Stock Exchange Composite Index (PSEi) naik 0,5% pada 03.00 GMT dan peso naik ke level 50,875 per dolar dari penutupan Rabu di 51,04.
Pertumbuhan dari kuartal sebelumnya berada di kisaran 1,3% atau berada di bawah proyeksi sekitar 1,6%.
Seperti negara lain di Asia, Filipina mendapatkan keuntungan dari melonjaknya ekspor hingga 12,2% selama 9 bulan dari Januari ke September.
Para ekonom mengkhawatirkan kebijakan Presiden Rodrigo Duterte yang melarang keras peredaran obat-obatan terlarang dapat membebani sentimen investor.
"Perlu dicatat bahwa investasi asing langsung turun tahun ini, sementara pertumbuhan investasi terus melemah," kata Capital Economics.
Duterte berkomitmen untuk mengembangkan bandara, jalan, kereta api, dan pelabuhan selama 6 tahun ke depan senilai US$ 180 miliar. Langkah ini dilakukan untuk menarik langsung investasi langsung yang berimbas ke pertumbuhan ekonomi Filipina.
Belanja pemerintah di kuartal III naik 8,3% dari tahun lalu, atau lebih cepat dibandingkan kuartal sebelumnya 7,1%, ini membantu menambal konsumsi rumah tangga yang melemah.
Pertumbuhan kapitalisasi pasar modal melemah 6,6% pada Juli-September dari 8,5% di Juni.
Setelah data pertumbuhan ekonomi tersebut dirilis, Gubernur Bank Sentral Filipina, Nestor Espenilla berupaya meredam kekhawatiran.
"Itu mulai menjadi perhatian jika kita terus tumbuh di atas potensi," kata Espenilla.
Espenilla mengungkapkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan inflasi yang terjaga sesuai dengan harapan dan kebijakan yang ada.
Namun, dari beberapa ekonom memperkirakan Bank Sentral akan menaikkan suku bunga acuan dari 3% untuk menekan inflasi yang merayap naik ke batas atas kisaran 2-4%.
"Naiknya harga minyak dunia belakangan ini dan pertumbuhan PDB yang kuat juga pertumbuhan sinyal kredit konsumen yang pesat sehingga Bank Sentral Filipina akan ketat dalam sikap kebijakan moneternya," kata Rajiv Biswas, kepala ekonom Asia Pasifik di IHS Markit. (dtf)