Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pembentukan holding BUMN tambang menimbulkan persepsi bias. Tidak sedikit yang memandang negatif atas rencana tersebut.
Hal itu pun berimbas pada pergerakan saham PT Timah Tbk (TINS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Pertambangan Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) yang menjadi anggota holding BUMN tambang. Apalagi status BUMN mereka akan luntur lantaran seluruh saham pemerintah dialihkan ke PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) sebagai Holding BUMN Tambang.
Jika dilihat dari awal pemberitaan Selasa 14 November 2017 saham dari ketiga perusahaan tersebut cenderung melemah. Kala itu mereka mengumumkan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang agendanya berisi persetujuan peralihan saham pemerintah ke Inalum sehingga statusnya menjadi non-persero.
Seperti saham TINS, tercatat sudah turun 3,8% dari posisi Rp 915 pada pembukaan Selasa (14/11/2017) ke level Rp 880 di penutupan Jumat kemarin.
Selama periode yang saham saham PTBA juga sudah turun 6,6% dari posisi Rp 12.000 ke level Rp 11.200. Pelembahan terdalam terjadi pada 15 November 2015 sebesar 4,87% ke level Rp 11.225.
Sementara saham ANTM tercatat sudah melemah 5% dari posisi pada pengumuman RUPSLB di level Rp 695 menjadi Rp 660.
Sekadar informasi, Antam, Timah dan PTBA akan menggelar RUPSLB. Salah satu mata acaranya yakni persetujuan perubahan anggaran dasar perseroan terkait perubahan status dari persero menjadi non-persero.
Hal itu sehubungan dengan peraturan pemerintah Indonesia tentang penambahan penyertaan modal negara (PMN) ke dalam modal saham PT Inalum yang menjadi Holding BUMN Tambang.
Ketiganya menggelar RUPSLB di hari dan tempat yang sama yakni Rabu 29 November 2017 di Hotel Borobudur, Jakarta. Hanya jam pelaksanaannya yang berbeda-beda.(dtf)