Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Samosir. Sebanyak 40 kelompok tani (Koptan) dari 5 kecamatan di Kabupaten Samosir menerima 40 ton bibit bawang merah varietas batu ijo dan kompos yang dananya bersumber dari APBN-P 2017. Bibit yang diberikan untuk kebutuhan 50 hektar lahan pertanian kelompok itu diharapkan segera mungkin dilakukan pertanaman. Masing-masing kelompok menerima bibit bawang, sesuai luas lahan pertanian yang dikelola.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Samosir, Saut Manotas Manik pada rapat koordinasi kegiatan gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Bawang merah di Kabupaten Samosir, Kamis (23/11/2017), di aula Dinas Pertanian Samosir, Pangururan.
"Bapak/ibu mungkin sudah berpengalaman dalam hal pertanian. Namun dalam kesempatan ini, kita berbagi secara teoritis. Karena secara teknis, mungkin Bapak/ibu tidak tahu penyakit tanaman, di sini kita uraikan. Kita harapkan, bantuan segera mungkin dilakukan pertanaman, dan jangan ada penerima bibit yang tidak menanam. Lebih baik diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan," kata Saut membuka jalannya rapat.
Kepala UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Dinas Pertanian Sumatera Utara (Sumut), Nurhijah, kepada medanbisnisdaily.com menyebutkan, bawang merah adalah komoditas strategis yang mempengaruhi tingkat inflasi daerah. Untuk itu, pihaknya akan tetap mengawal pertanaman bawang bantuan APBN-P itu.
"Tantangan petani adalah hama penyakit. Melalui gerakan pengendalian OPT ini, kita akan melakukan pengawalan pertanaman bibit yang diberikan, dengan pengendalian hama penyakit ramah lingkungan. Kita akan meminimalisir penggunaan pestisida," kata Nurhijah.
Menurutnya, keberhasilan penanggulangan serangan OPT pada tanaman pangan dan holtikultura, sangat dibutuhkan kerja keras petugas dan petani, agar tidak sampai mengalami kerugian. Antisipasi harus dilakukan sebelum kejadian di lapangan.
Kepala UPTD Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura (PTPH) Dinas Pertanian Sumut, Utema Silan menyampaikan, Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan pemanfaatan agens hayati trichoderma berpotensi mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia. Sehingga sistem pertanian berkelanjutan ramah lingkungan dapat dipertahankan.
Dalam pertemuan itu, Utema memperkenalkan 5 jenis hama penyakit pada tanaman bawang dan cara pengendaliannya.
Lima jenis hama itu, yakni Ulat bawang (Spodoptera exigua hubner), Lalat penggorok daun (Liriomyza chinensis), penyakit bercak ungu/trotol (Alternaria pori i), penyakit embun bulu (Peronospora destructor), dan Layu Fusaium (Fusarium oxysporum).