Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Desakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar terus menggema seiring penahanan Ketua Umum Setya Novanto oleh KPK dalam kasus korupsi e-KTP. Wasekjen Golkar Dave Laksono mengatakan penyelenggaraan munaslub tak perlu didesak.
Menurut Dave, Golkar masih menghormati langkah praperadilan yang ditempuh Novanto dalam upaya melawan KPK dalam menggugurkan status tersangkanya. Bila praperadilannya kalah, Novanto disebut akan legawa mundur dari posisi Ketua Umum Golkar.
"Bilamana Pak Novanto hari ini dinyatakan kalah di praperadilan atau ditolak, maka ya beliau dengan besar hati akan menerima sikap tersebut dan akan menjalankan keputusan DPP," ujar Dave di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/11).
Dewan Pembina Golkar hari ini mengadakan rapat membahas posisi Setya Novanto. Dave menyebut apa pun masukan dari dewan-dewan di Golkar, pengurus DPP pasti akan menghargainya.
Meski demikian, Dave menegaskan Golkar tetap menghormati proses hukum yang ditempuh Ketua DPR itu. Menurut anggota Komisi I DPR ini, Golkar menyerahkan terlebih dahulu kasus Novanto kepada hukum yang berlaku.
"Kita sudah membuat suatu sikap bahwa kita menunggu hasil praperadilan. Ya apa pun hasil praperadilan, saya yakin bisa diterima semua orang," tutur Dave.
Isu Munaslub Golkar ramai dibicarakan setelah Setya Novanto ditahan KPK. Kabar terbaru, sudah ada 26 DPD I Golkar yang berkumpul membahas munaslub.
Sementara itu, dalam rapat pleno beberapa hari lalu, DPP memutuskan akan menunggu hasil praperadilan untuk menentukan nasib Novanto. Bila menang, Novanto akan tetap menjabat Ketum Golkar. Namun bila kalah, dia akan diminta mengundurkan diri.
Jika Novanto bergeming tak mau mundur, DPP akan menggelar munaslub untuk menentukan calon pengganti Novanto. Sambil menunggu hasil praperadilan, Sekjen Idrus Marham ditunjuk sebagai Plt Ketum. (dtc)